Wednesday 18 December 2019

MISTERI TANGAN KANAN (ADA APA DENGAN TANGAN KANAN)


Dalam bahasa Arab, tangan kanan disebut dengan al-yamin (bentuk maskulin), atau al-yumna (bentuk feminine). Dua kata ini masing-masing disusun dari tiga huruf dasar, yaitu ya’, mim, dan nun. Dalam kamus bahasa Arab, kata yang diderivasi dari tiga huruf ini memiliki isyarat makna keberkahan, keberuntungan, kebahagiaan, kekuatan, kedudukan yang baik, dsb. Negeri Yaman misalnya, diapresiasi oleh Nabi Muhammad saw. Sebagai negeri sumber keimanan, hikmah, dan kelembutan (hati). Sementara Dajjal oleh karena bermata satu, mata sebelah kanannya terhapus rata, dia menjadi sosok makhluk yang buruk, keberkahan dan kebaikannya tercabut, dan yang tersisa hanyalah kejahatannya. Istilah sumpah dalam bahasa Arab disebut juga al-yamin, karena lazimnya saat bersumpah, kedua belah pihak saling berjabatan tangan kanan.

Sementara tangan kiri dalam bahasa Arab diungkapkan dengan kata al-yasar atau al-yusra, yang makna aslnya adalah mudah atau gampang. Dalam hal ini ada isyarat bahwa tangan kiri adalah tangan yang mudah atau gampang dalam melakukan berbagai aktivitas yang justru sukar dan sulit dilakukan anggota tubuh yang lain. Ringan tangan. Tangan kiri dalam bahasa Arab juga diungkapkan dengan kata asy-syimal, yang memiliki isyarat makna asal dan nasib buruk.

Seluruh makhluk di alam semesta ini secara sunnatullah adalah berjodohan dan berpasangan, tidak ada yang mampu berposisi witir (sendiri, tunggal, dan ganjil) sebagaimana Allaj swt. Ada laki-laki misalnya maka ada wanita. Ada jantan ada betina. Ada spermatozoa ada ovum. Ada jasmani ada rohani. Ada naik ada turun. Ada panas ada dingin. Ada positif ada negative. Ada tangan kanan maka ada tangan kiri. Hal ini dimaksudkan agar masing-masing unsur bersinergi dengan lainnya, bekerja sama, bahu membahu, dan saling menopang sehingga tercipta harmonita, keselarasan, dan keserasian kehidupan.

Nabi-nabi dan Tangan Kanan
Di antara nabi-nabi yang berjumlah 124.000 dan rasul-rasul yang berjumlah 313 terdapat nama popular yang dikenal sebagai Bapak para nabi (Abul Anbiya). Dia adalah Nabi Ibrahim as. Pada usia belia, yaitu 16 tahun, ayah Nabi Ismail as. Dan Nabi Ishaq as. Ini pernah menghentakkan dunia. Karena luapan energy tauhid (monoteisme) yang menyala-nyala, dia menghancurkan dengan martil berhala-berhala yang menjadi sesembahan Namrudz dan kaumnya. Dia lalu dihukum bakar hidup-hidup, dan kemudian turunlah mukjizat, api yang membakarnya menjadi dingin dan keselamatan baginya.

Hal yang terkait dengan kajian kita adalah Nabi Ibrahim as. Menghancurkan berhala-berhala itu dengan tangan kanan. Ibnu katsir dalam Qishashul Anbiya’ menyatakan bahwa digunakannya tangan kanan olehnya karena energy tangan kanan lebih kuat, cepat, dan dahsyat. Allah swt. Berfirman, “Lalu dihadapinya berhala-berhala itu sambil memukulnya dengan tangan kanannya (dengan kuat).” (Q.S ash-Shaaffaat : 93)

Sebagaimana Nabi Ibrahim as., Nabi Musa as. Terkait dengan tangan kanannya juga pernah diabadikan oleh Allah swt. Dalam Al-Qur’an “ Apakah itu yang ditangan kananmu, hai Musa?” Musa berkata “ ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya.” (Q.S. Thaha :17-18). Demikian Nabi Musa as. Pada saat itu memegang tongkatnya dengan tangan kanan.

Tongkat Nabi Musa as. Berikutnya memiliki fungsi mukjizat. Tongkat yang berada di tangan kanan itu bisa berubah menjadi seekor ular raksasa yang dapat menelan ribuan ular jadi-jadian milik para tukang sihir Fir’aun dalam sebuah pertandingan akbar. “Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang.” (Q.S. Thaha : 69)

Terkait dengan tangan kanan, Nabi Muhammad saw. Juga pernah disinggung dalam Al-Qur’an. Allah swt. Berfirman, “ Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al-Qur’an) sesuatu kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari (mu).” (Q.S. Al-Ankabuut :48)

Ayat ini mengandung makna bahwa Rasulullah saw. Adalah sosok yang tidak pandai membaca dan menulis (al-umm i). hal ini untuk membuktikan bahwa informasi yang diperoleh beliau benar-benar bukan bersumber dari manusia, melainkan dari Allah swt. Sehingga tidak ada alas an untuk mengingkari dan meragukan risalah beliau. Dari ayat ini tersirat, seandainya beliau (diperkenankan)pandai menulis, maka beliau tentunya akan menulis dengan menggunakan tangan kanan. Menulis idealnya memang memakai tangan kanan.

Abu Isa Muhammad bin Isa at-Tarmidzi dengan jalur transmisi dari sahabat Abu Hurairah ra. Mencatat bahwa ada seorang Anshar terkesan dengan hadits yang disampaikan Rasulullah saw., namun dia sukar mengahafalnya. Dia lalu mengadu, “Ya Rasulullah, aku mendengar dan terkesan dengan hadits yang Engkau sampaikan, namun aku sukar menghafalnya.” Beliau bersabda, “Gunakanlah tangan kananmu,” seraya menunjuk aktivitas menulis dengan isyarat tangan beliau. (Sunan Tirmidzi jilid 4. Hal 145 no. 2804)
(Ahmad Syarifudin, Misteri Tangan Kanan, hal 49-51, penerbit : Bina Ilmu Ananda/Bian, Surabaya)




No comments:

Post a Comment

Penilaian Harian Zat Aditif dan Adiktif

  A.    Pilihlah jawaban yang paling benar! 1.     Dalam suatu botol kemasan minuman tertuliskan bahwa komposisinya berupa air, fruktosa, ...