Friday 13 December 2019

KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP


A.       DASAR KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokkan yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Sejak zaman dahulu kala, manusia telah mencoba untuk mengelompokkan (mengklasifikasi) hal-hal yang memiliki persamaan. Sebagai contoh, manusia selalu mengklasifikasikan makhluk hidup. Pada awalnya, manusia hanya membedakan antara tumbuhan dan hewan. Selanjutnya, manusia membagi lagi tumbuhan dan hewan menjadi beberapa kelompok berdasarkan manfaatnya, misalnya bahan pangan, tumbuhan obat, dan tumbuhan beracun.

Pada masa kini, semua ahli biologi menggunakan suatu system klasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur. Kemudian, setiap kelompok tumbuhan ataupun hewan tersebut dipasangkan-pasangkan dengan kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh Jhon Ray yang bersala dari Inggris. Namun, ide tersebut disempurnakan oleh Carl von Linne , seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang pada masa sekarang dikenal dengan nama Carolus Linnaeus.

System klasifikasi yang pertama kali dikenalkan adalah system klasifikasi yang dibuat oleh Aristoteles pada abad ke-4 SM. Aristoteles mengelompokkan hewan berdasarkan kriteria tertentu, seperti cara reproduksinya da nada tidaknya darah merah. Seorang murid Aristoteles bernama Theophrastus mengklasifikasi tumbuhan berdasarkan kegunaan dan cara-cara penanamannya.

System klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena sifatnya yang sederhana dan fleksibel sehingga suatu organisme baru tetap dapat dimasukkan dalam system klasifikasi tersebut dengan mudah. Nama-nama yang digunakan dalam system klasifikasi Linnaeus ditulis dalam bahasa Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa Latin adalah bahasa yang dipakai dalam pendidikan resmi.

Klasifikasi dapat dipelajari dalam cabang biologi yang dinamakan Taksonomi. Ilmu tersebut mempelajari identifikasi (pemberian nama) dan klasifikasi (pengelompokkan) makhluk hidup berdasarkan aturan-aturan tertentu.

B.        TUJUAN KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
Tujuan klasifikasi makhluk hidup antara lain :
1.      Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki
2.      Mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup jenis lain
3.      Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup
4.      Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum memiliki nama.

C.        MACAM-MACAM SISTEM KLASIFIKASI
1.      Sistem Artifisial atau Buatan
System artifisial adalah klasifikasi yang menggunakan satu atau dua ciri yang mudah diamati yang ada pada makhluk hidup. System ini disusun dengan menggunakan ciri-ciri atau sifat-sifat yang sesuai dengan kehendak manusia atau sifat lainnya.

Tokoh system artifisial antara lain Aristoteles yang membagi makhluk hidup menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan (Plantae) dan hewan (Animalia). Ia pun membagi tumbuhan menjadi kelompok pohon, perdu, semak, terna, dan memanjat. Tokoh lainnya adalah Carolus Linnaeus yang mengelompokkan tumbuhan berdasarkan alat reproduksinya.

2.      System Alami
Klasifikasi system Alami dirintis oleh Michael Adam dan Jean Baptis de Lamarck. sistem ini menghendaki terbentuknya kelompok-kelompok takson yang alami. Artinya anggota-anggota yang membentuk unit takson terjadi secara alamiah atau sewajarnya seperti yang dikehendaki oleh alam.

System klasifikasi alami menggunakan dasar persamaan dan perbedaan morfologi (bentuk luar tubuh) secara alami atau wajar. Contoh, hewan berkaki empat, tidak berkaki, hewan bersayap, hewan bersirip, hewan berbulu, hewan bersisik dan berambut. Sementara itu, pada tumbuhan, ada kelompok tumbuhan berkeping dua dan tumbuhan berkeping satu.

3.      System Filogenetik
System ini pertama kali dikemukakan oleh Charles Darwin. Menurut Darwin, terdapat hubungan antara klasifikasi dan evolusi. System filogenetik disusun berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antara takson yang satu dan lainnya. Selain mencerminkan persamaan dan perbedaan sifat morfologi, anatomi, ataupun fisiologinya, system ini pun menjelaskan mengapa semua makhluk hidup memiliki kesamaan molekul dan biokimia, tetapi berbeda-beda dalam bentuk susunan dan fungsinya.

D.       PROSES KLASIFIKASI
1.      Pencandraan (Identifikasi)
Mencandra adalah mengidentifikasi atau mendeskripsikan ciri-ciri suatu makhluk hidup yang akan diklasifikasikan. Untuk mencandra atau mengidentifikasi makhluk hidup yang baru saja dikenal, kita memerlukan alat pembanding. Alat pembanding tersebut dapat berupa gambar, specimen, hewan atau tumbuhan yang sudah diketahui namanya, serta kunci identifikasi. Kunci identifikasi disebut juga kunci determinasi.

Salah satu kunci identifikasi adalah kunci analisis menggunakan ciri taksonomi yang saling berlawanan. Tiap langkah dalam kunci tersebut dinamakan kuplet yang terdiri atas dua bait pernyataan atau lebih. Kedua bait tersebut berisi dua ciri yang saling berlawanan sehingga disebut kunci dikotomis.

Dalam emnggnakan kunci determinasi, setiap spesies yang akan diidentifikasi dihadapkan pada dua ciri-cri morfologi yang salah satunya paling sesuai dengan spesies tersebut. Apabila sudah diperoleh ciri-ciri yang sesuai dengan spesies tersebut, kita kemudian menuju ciri-ciri berikutnya, sesuai dengan angka yang tercantum di belakang ciri-ciri tersebut. Demikian seterusnya, sampai diperoleh nama spesies tersebut.
Untuk lebih memahami cara penggunaan kunci determinasi, perhatikan contoh berikut ini. Gunakan kunci determinasi sederhana berikut untuk mengidentifikasi Vertebrata pada gambar 1.1.


Kunci determinasi untuk gambar 1.1.
1.      a. Vertebrata yang memiliki rambut atau bulu ………………………..  ke nomor 2
b. Vertebrata yang tidak memiliki rambut atau bulu …………......  ke nomor 3
2.      a. Rambut atau kumis tumbuh di wajah atau tubuh ……………….. Mammalia
b. Bulu menutupi hampir seluruh tubuh …………………………………. Aves
3.      a. Tubuh ditutupi sisik …………………………………………………………….. Ke nomor 4
b. Tubuh tidak bersisik; kulit basah dan tipis …………………………… Amphibia
4.      a. Bernapaas dengan paru-paru; bertelur di darat ………………….. Reptilia
b. Bernapas dengan insang; bertelur di air …………………………….. Pisces

Perhatikan gambar 1.1 (a) dengan seksama. Pilihlah pernyataan (ciri-ciri morfologi) pada petunjuk 1 yang sesuai dengan gambar hewan di atas. Anda akan melihat hewan tersebut tidak memiliki rambut atau bulu sehingga Anda harus menuju petunjuk 3. Ikuti terus petunjuk-petunjuk tersebut hingga Anda sampai pada kelompok tempat hewan tersebut tergabung. Hewan tersebut adalah buaya sehingga ia termasuk kelompok Reptilia. Tulislah nomor-nomor dari tiap petunjuk yang Anda gunakan beserta nama kelompoknya. Misalnya, hewan (a) memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan nomor 1.b, 3.a., dan 4.a.: kelompok Reptilia.

2.      Pengelompokan
Setelah diketahui ciri-cirinya, suatu makhluk hidup dapat dikelompokkan dengan makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri serupa. Makhluk–makhluk hidup dengan ciri-ciri serupa dikelompokkan dalam unit-unit yang disebut takson. Takson merupakan kelompok atau unit yang terbentuk sebagai hasil klasifikasi makhluk hidup. Menurut kesepakatan internasional, ada tujuh tingkat takson yang disusun dari tingkat tinggi hingga tingkat rendah. Makin rendah tingkat takson, makin sedikit anggota takson tersebut tetapi makin banyak persamaan ciri-ciri yang dimiliki anggotanya.

Kita ambil contoh suatu kelompok hewan terdiri atas kerbau, sapi, belalang, capung, siput, merpati, ular, buaya, kucing, harimau, udang, dan kelinci. Hewan-hewan tersebut dapat kita bagi menjadi dua kelompokk, yaitu :
a.      Kelompok A, yang terdiri atas hewan-hewan bertulang belakang, antara lain kerbau, sapi, merpati, ular, buaya, kucing, harimau, dan kelinci;
b.      Kelompok B, yang terdiri atas hewan-hewan tidak bertulang belakang, antara lain belalang, capung, siput, dan udang.

Kemudian kelompok A dapat kita bagi lagi menjadi
a.      Kelompok A1, yang terdiri atas hewan-hewan menyusui,, yaitu kerbau, sapi, kucing, harimau, dan kelinci;
b.      Kelompok B2, yang terdiri atas hewan-hewan melata, yaitu buaya, dan ular.

Kelompok A, dapat kita bagi lagi menjadi
a.      Kelompok A11, yang terdiri atas hewan-hewan pemakan daging, yaitu harimau dan kucing;
b.      Kelompok A12, yang terdiri atas hewan-hewan pemakan tumbuhan, yaitu sapi, kerbau, dan kelinci.

3.      Pemberian Nama Takson
Contoh pemberian nama takson adalah sebagai berikut.
a.      Kelompok A diberi nama VERTEBRATA karena semua anggotanya memiliki tulang belakang (vertebrae)
b.      Kelompok A1 diberi nama Mammalia karena semua anggotanya mempunyai kelenjar susu (glandula mammae) untuk menyusui anaknya.
c.       Kelompok A11 diberi nama karnivora karena semua anggotanya adalah pemakan daging (carn = daging; vor =memakan)

E.        Tingkatan Takson dalam Sistem Klasifikasi
1.      Kingdom (Dunia atau Kerajaan)
Kindom merupakan tingkatan taskon tertinggi untuk makhluk hidup. Kebanyakan ahli biologi sependapat bahwa makhluk hidup di muka bumi ini dikelompokkan menjadi lima kingdom. System klasifikasi lima kingdom ini diusulkan oleh Robert Whittaker pada tahun 1969 dan msih digunakan hingga saat ini. Kelima kingdom tersebut adalah Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.

Beberapa sumber referensi kini membagi organisme prokariota (Monera) menjadi kingdom Archaebacteria dan kingdom Eubacteria sehingga terdapat enam kingdom. Bahkan, ada pula usulan untuk menetapkan delapan atau lebih kingdom.

2.      Filum atau Divisi (Keluarga Besar)
Nama “Filum” hanya digunakan untuk dunia hewan, sedangkan dunia tumbuhan menggunakan nama “divisi”. Filum atau divisi terdiri atas organisme-organisme yang memiliki satu atau dua persamaan ciri.

3.      Kelas
Setiap filum atau divisi memiliki beberapa kelompok takson yang lebih rendah yang disebut kelas.

4.      Ordo (Bangsa)
Setiap kelas, baik tumbhan maupun hewan, terdiri atas beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan nama ordo umumnua diberi akhiran ales.

5.      Family (Suku atau Keluarga)
Family adalah suatu kelompok organisme yang berkerabat dekat dan memiliki banyak persamaan ciri. Nama family untuk tumbuhan diberi akhiran –aceae. Adapun nama family untuk hewan biasanya diberi akhiran –idea.

6.      Genus (Marga)
Genus adalah nama takson yang lebih rendah daripada family. Beberapa genus membentuk satu family. Nama genus terdiri atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf capital, dan seluruh huruf dalam kata tersebut dicetak dengan huruf miring atau dibedakan dengan huruf lainnya.

7.      Spesies (Jenis)
Spesies atau jenis merupakan tingkatan takson yang paling rendah yang menjadi unit dasar klasifikasi. Spesies adalah suatu kelompok yang dapat melakukan perkawinan antarsesamannya untuk menghasilkan keturunan yang subur (fertile).

Dalam pemberian nama suatu spesies , para biologiwan menggunakan metode binomial nomenclature untuk memberi nama setiap makhluk hidup. Aturan pemberian nama suatu jenis makhluk hidup adalah sebagai berikut :
a.      Nama spesies terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan bama genud, sedangkan kata kedua merupakan penunjuk jenis .
b.      Huruf pertama nama genus ditulis dengan huruf capital, sedangkan huruf pertama nama penunjuk jenisnya ditulis dengan huruf kecil.
c.       Nama spesies menggunakan bahasa Latin atau yang dilatinkan.
d.      Nama spesies harus ditulis berbeda dengan huruf-huruf lainnya. Misalnya jika dalam suatu teks hurufnya normal (tegak), nama spesies harus dicetak miring (italic). Demikian pula sebaliknya. Nama spesies juga dapat ditulis dengan cara diberi garis bawah pada setiap katanya.
e.      Jika nama spesies tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung. Misalnya kembang sepatu ditulis Hibuscus rosasinensis atau Hibiscus rosa-sinensis.
f.        jika nama spesies hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan nama spesies, melainkan nama subspecies (anak jenis).
g.      Nama spesies juga mencantumkan inisial pemberi nama spesies tersebut misalnya jagung (Zea mays L.). huruf L tersebut merupakan inisial dari Linnaeus.

No comments:

Post a Comment

Penilaian Harian Zat Aditif dan Adiktif

  A.    Pilihlah jawaban yang paling benar! 1.     Dalam suatu botol kemasan minuman tertuliskan bahwa komposisinya berupa air, fruktosa, ...