Istilah bakteri berasal
dari bahasa Yunani, yaitu bacterion yang
artinya batang kecil. Sel-sel bakteri berukuran sangat kecil sehingga hanya
dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Bakteri merupakan mikroorganisme
yang penyebarannya di alam paling luas.
1.
Struktur Bakteri
Struktur
sel bakteri dapat dikatakan masih sangat sederhana. Pada setiap sel bakteri
terdapat beberapa komponen penting, yaitu dinding sel, membrane sel,
sitoplasma, dan bahan inti serta beberapa organel sel. Organel tertentu
misalnya flagellum, pilus, kapsul, dan endospore, mungkin hanya dimiliki oleh
jenis bakteri tertentu dan tidak dimiliki oleh jenis bakteri lainnya.
a. Bahan Inti (DNA kromosom)
Bahan inti bakteri tersusun oleh asam
deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid/DNA)
atau disebut juga DNA kromosom. Sebagian besar bakteri hanya memiliki
satu DNA kromosom berutas ganda yang berbentuk sirkuler (cincin). DNA kromosom
membawa gen-gen yang penting untuk mengatur proses-proses yang terjadi di dalam
sel bakteri. Bahan inti bakteri terdapat di dalam suatu bagian menyerupai inti
yang disebut nucleoid. Nucleoid sel
bakteri tidak memiliki membrane atau dinding inti sel dan nucleolus.
b. Plasmid
Umumnya
bakteri memiliki plasmid yang
berbentuk cincin. Plasmid adalah suatu DNA di luar DNA kromosom. Plasmid berisi
gen-gen penting untuk pertahanan diri terhadap lingkungan yang tidak
menguntungkan. Plasmid terdapat di dalam sitoplasma.
c. Sipolasma
Sitoplasma
merupakan cairan yang bersifat koloid dan berisi semua molekul ataupun zat yang
diperlukan dalam proses metabolisme untuk menunjang kehidupan sel. Di dalam
sitoplasma sel bakteri terdapat ribosom, mesosom, dan plasmid.
d. Ribosom
Ribosom
merupakan organel sel yang berfungsi untuk sintesis protein. Ribosom terdapat
pada semua sel, tetapi ribosom organisme prokariota berbeda strukturnya dengan
ribosom organisme eukariota.
e. Mesosom
Mesosom
merupakan daerah membrane sitoplasma yang mengalami pelipatan. Mesosom diperkirakan
berfungsi dalam pembentukan dinding sel dan pembelahan sel.
f.
Endsospora
Bakteri
tertentu, misalnya Bacillus dan Clostridium, dalam kondisi tidak
menguntungkan dapat membentuk struktur khusus yang disebut endospora. Endospora merupakan suatu struktur/spora berdinding
tebal dan sangat tahan terhadap kondisi lingkungan yang jelek. Endospore akan
tumbuh menjadi sel vegetative jika berada di tempat yang tidak sesuai. Tidak seperti
pada organisme pembentuk spora lainnya, endospore pada sel bakteri bukan
merupakan alat perkembangbiakan. Hal itu disebabkan satu sel bakteri hanya
menghasilkan satu endospore dan apabila sudah berkecambah biasanya hanya
menghasilkan satu sel bakteri. Kemapuan bakteri untuk menghasilkan endospore dapat
hilang dan jika hilang, sulit untuk tumbuh kembali.
g. Membran Sitoplasma
Membrane
sitoplasma atau membrane plasma merupakan selaput yang membungkus sitoplasma
beserta isinya. Letaknya dibawah dinding sel, tetapi tidak terikat dengan
dinding sel. Membrane plasma tersusun atas lapisan lipoprotein yang bersifat semipermeable. Fungsi membrane plasma,
antara lain :
1) Mengatur keluar masuknya zat-zat di dalam sel, seperti
gula,asam amino, dan zat-zat metabolic lainnya yang merupakan komponen
sitoplasma
2) Sebagai tempat perlekatan pangkal flagellum.
Jika
membrane plasma pecah atau rusak, sel bakteri akan mati.
h. Dinding Sel
Dinding
sel adalah bagian sel bakteri yang berfungsi memberi bentuk dan
kekuatan/perlindungan terhadap sel. Dinding sel bakteri tersusun atas bahan peptidoglikan, yaitu suatu molekul yang
mengandung rangkaian amino disakarida dan rantai peptida. Dinding sel ini relative
kaku dibandingkan bagian-bagian sel bakteri lainnya.
i.
Kapsul
Kapsul
merupakan lapisan lender yang menyelubungi dinding sel. Fungsinya untuk
pertahanan diri dan cadangan makanan. Tidak semua bakteri berkapsul.
j.
Pili (Fimbriae)
Pada
permukaan sel bakteri Gram negative sering kali terdapat banyak alat seperti
benang-benang pendek yang disebut pili. Pili
digunakan sebagai alat lekat dengan bakteri lain atau dengan bahan-bahan padat
yang merupakan makanan bakteri. Salah satu pili, yang disebut sex pilus (pilus kelamin), berfungsi sebagai saluran penghubung dalam
perpindahan materi genetic (DNA) ketika suatu bakteri berkonjugasi. Umumnya,
setiap sel bakteri hanya memiliki satu atau dua pilus kelamin.
k. Flagellum
Flagellum
tidak dijumpai pada semua bakteri. Fungsi flagellum adalah untuk membantu
pergerakan bakteri. Jumlah dan letak flagellum pada sel bakteri bermacam-macam.
Berdasarkan jumlah dan letak flagellum, bakteri dapat dibedakan menjadi 4 macam
:
1) Atrik, yaitu bakteri yang tidak memiliki flagellum;
2) Monotrik, yaitu bakteri yang memiliki satu flagellum pada salah
satu ujung sel bakteri;
3) Lofotrik, yaitu bakteri yang memiliki dua atau lebih flagella di
kedua ujung sel bakteri;
4) Amfitrik, yaitu sel bakteri yang memiliki dua atau lebih flagella
di kedua ujung sel bakteri;
5) Peritrik, yaitubakteri yang memiliki flagella di seluruh
permukaan sel bakteri.
2.
Reproduksi Bakteri
Pada
bakteri dikenal dua macam cara reproduksi, yaitu secara aseksual dan seksual. Cara
aseksual terjadi dengan pembelahan biner, sedangkan cara seksual dengan
konjugasi.
a.
Pembelahan Biner
Pada
pembelahan biner sel bakteri membelah menjadi dua sel anak. Yang umum terjadi
adalah pembelahan biner melintang. Pembelahan ini berlangsung sangat cepat. Beberapa
bakteri hanya memerlukan waktu kurang dari 20 menit untuk membelah menjadi dua.
b.
Konjugasi
Konjugasi
merupakan cara reproduksi bakteri secara seksual. Konjugasi terjadi jika satu
bakteri memindahkan bahan genetiknya ke dalam sel bakteri lain. Proses pemindahan
ini melalui alat yang disebut pilus kelamin (sex pilus). Bakteri yang memindahkan bahan genetic disebut bakteri donor atau “bakteri jantan”,
sedangkan penerimanya disebut bakteri
resipien atau “bakteri betina”. Bahan genetic yang dipindahkan dari bakteri
donor akan bergabung dengan bahan genetic bakteri resipien sehingga terjadi
perubahan sifat. Jika bakteri resipien membelah, akan dihasilkan sel anak
bakteri dengan sifat yang baru.
3.
Peran Bakteri dalam Kehidupan Manusia
a.
Bakteri yang Menguntungkan Manusia
1) Lactobacillus
bulgaricus, Streptococcus thermophiles, dan
Streptococcus lactis, digunakan dalam
pembuatan yogurt;
2) Acetobacter xylinum, digunakan dalam pembuatan nata de coco;
3) Acetobacter aceti, digunakan dalam pembuatan asam asetat;
4) Streptomyces griceus, menghasilkan antibiotic sikloheksiimid;
5) Streptomyces erythraeus, menghasilkan antibiotic eritromisin;
6) Bacillus subtilis, menghasilkan enzim protease yang digunakan pada industry
detergen dan menghasilkan antibiotic subtilisin;
7) Rhizobium dan Bradyrihzobium,
dapat bersimbiosis dengan akar tanaman polong-polongan (Leguminoceae) untuk
mengikat atau memfiksasi nitrogen dari udara bebas menjadi nitrat (NO3)
sehingga dapat menyuburkan tanaman;
8) Bacillus thuringiensis, menghasilkan racun yang dapat membunuh serangga hama
sehingga digunakan sebagai bioinsektisida;
9) Brefidibacterium
flavum, digunakan untuk memproduksi
asam amino glutamate untuk penyedap masakan;
10) Cellulomonas, hidup di dalam perut ruminansia untuk membantu
proses pencernaan makanan;
11) Thiobacillus
ferro-oxidans dan Thiobacillus thio-oxidans, digunakan
untuk penambangan tembaga, perak, dan emas secara biologis;
12) Berbagai jenis bakteri tanah sangat berjasa pada
manusia karena membusukkan dan menguraikan sampah, sisa-sisa tumbuhan, dan
bangkai hewan ataupun manusia.
b.
Bakteri yang Merugikan Manusia
1) Bacillus anthracis, penyebab penyakit antraks;
2) Corynebacterium
diphtheria, penyebab penyakit
difteri;
3) Vibrio cholera, penyebab penyakit kolera;
4) Staphylococcus
aureus, pathogen pada kulit dan
jaringan yang lunak;
5) Streptococcus
pyogenes, penyebab penyakit
faringitis;
6) Streptococcus
pneumonia, penyebab penyakit
paru-paru;
7) Streptococcus
agalactiae, penyebab penyakit
meningitis;
8) Salmonella typhi, penyebab penyakit tipus;
9) Haemophilus influenza, penyebab penyakit bronchitis;
10) Neisseria gonorrhoeae, penyebab penyakit gonorea;
11) Mycobacterium
tuberculosis, penyebab penyakit TBC;
12) Treponema pallidum, penyebab penyakit kelamin sifilis;
13) Clostridium botulinum, dapat menghasilkan racun yang berbahaya pada makanan
kaleng.
No comments:
Post a Comment