Pada umumnya, penyakit genetis dibawa oleh gen yang
bersifat resesif. Jadi, gen akan muncul sebagai suatu penyakit atau cacat jika
dalam keadaan resesif homozigot. Untuk keadaan gen yang heterozigot, individu
yang bersangkutan tidak manampakkan kelainan atau penyakit. Individu yang
demikian dikatakan sebagai pembawa sifat (carrier). Individu yang bersifat carrier
walaupun menampakkan fenotipe normal, dapat mewariskan sifat yang negatif
kepada generasi selanjutnya.
Cacat kelainan bawaan dapat diturunkan lewat kromosom
kelamin atau kromosom tubuh. Cacat bawaan yang tertaut kromosom tubuh ada yang
bersifat resesif dan ada yang bersifat dominan. Yang bersifat resesif meliputi
albino, botak, sistis fibrosis, fenilketonuria, Tay-Sachs, skizofrenia, anemia
sel sabit, dan talasemia. Yang bersifat dominan meliputi kelainan sindaktili,
polidaktili, brakidaktili, hipertensi, dan Huntington. Cacat bawaan yang
tertaut kromosom kelamin biasanya bersifat resesif.
Cacat dan
penyakit menurun pada manusia dibedakan menjadi:
1) Cacat dan penyakit menurun yang terpaut kromosom
seks
Terpaut pada kromosom X
a. Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit keturunan yang mengakibatkan
darah seseorang sukar membeku. Penderita hemofilia jika terluka darahnya akan membeku sekitar 50 mnt –
2 jam, hal ini akan mengakibatkan penderita mengalami kehilangan banyak darah
dan dapat menimbulkan kematian. Penyakit ini dikendalikan oleh gen resesif
(h) yang terpaut kromosom X. Contoh silsilah penyakit hemofilia adalah
pada keluarga kerajaan Eropa. Ratu Victoria dari Inggris menderita hemofilia.
Penyakit
hemofilia ada dua jenis, yaitu sebagai berikut.
- Hemofilia A, yaitu penderita tidak memiliki faktor pembeku darah yang disebut FAH (faktor antihemofilia).
- Hemofilia B, yaitu penderita tidak memiliki faktor KPT (Komponen Plasma Tromboplastin). Penyakit ini pertama kali dijumpai di Inggris, saat Inggris di bom oleh Jerman pada Perang Dunia II. Ketika itu, seorang anak laki-laki bernama Christmas terluka dan mengalami pendarahan hebat. Diagnosis dokter menyatakan bahwa anak itu menderita hemofilia tetapi berbeda dengan hemofilia yang biasa dijumpai. Kemudian, penyakit tersebut dinamakan hemofilia B / penyakit Christmas.
Genotif dan
Fenotif Hemofilia pada laki-laki dan perempuan
Genotif
|
Fenotif
|
Keterangan
|
XHXH
|
Wanita
Normal
|
–
|
XHXh
|
Wanita
Pembawa Karrier
|
–
|
XhXh
|
Wanita
Hemofilia
|
Bersifat
letal, meninggal sebelum dewasa
|
XHY
|
Pria
Normal
|
–
|
XhY
|
Pria
Hemofilia
|
–
|
b.
Buta warna
Buta warna adalah penyakit keturunan yang menyebabkan
seseorang tidak bisa membedakan warna merah dengan biru, atau kuning dengan
hijau. Ini disebabkan oleh gen resesif cb (color blind). Gen buta warna terpaut
pada kromosom X maka dari itu laki-laki tidak bisa menjadi carrier.
Buta warna
dapat kita tes dengan tes Ishihara, dimana lingkaran – lingkaran berwarna yang
beberapa diantaranya dirancang agar ada tulisan tertentu yang hanya dapat dilihat
atau tidak dapat dilihat oleh penderita buta warna.
Untuk lebih
jelas dapat mengamati tabel pewarisan buta warna pada manusia.
Pewarisan
pada dan
|
Normal
|
cb
|
|||
X
|
Y
|
Xcb
|
Y
|
||
Normal
|
X
|
XX
|
XY
|
XcbX
|
XY
|
X
|
XX
|
XY
|
XcbX
|
XY
|
|
Carrier
|
Xcb
|
XcbX
|
XcbY
|
XcbXcb
|
XcbY
|
X
|
XX
|
XY
|
XcbX
|
XY
|
|
cb
|
Xcb
|
XcbX
|
XcbY
|
XcbXcb
|
XcbY
|
Xcb
|
XcbX
|
XcbY
|
XcbXcb
|
XcbY
|
Keterangan :
Genotif XX : menunjukkan wanita normal
Genotif XcbX : menunjukkan wanita carrier
buta warna
Genotif XcbXcb : menunjukkan
wanita buta warna
Genotif XY : menunjukkan laki-laki normal
Genotif XcbY : menunjukkan laki-laki buta
warna.
c. Anodontia
Anodontia dalah kelainan langka yang dibawa oleh
kromosom X dan muncul dalam keadaan resesif. Kelainan ini menyebabkan penderita
tidak memiliki gigi sama sekali (ompong). Penderita anodontia tidak memiliki
benih gigi dalam tulang rahangnya sehingga gigi tidak akan tumbuh. Anodontia
disebabkan oleh gen resesif a yang terpaut pada kromosom-X, dan lebih sering
dijumpai pada pria. Gen A menentukan pertumbuhan gigi normal dan alel resesif a
menentukan anodontia.
- XAXA atau XX = wanita normal
- XAXa = wanita carier anodontia
- Xa Xa = penderita wanita
- XA Y atau XY = pria normal
- Xa Y = pria penderita anodontia
Terpaut pada kromosom Y
a. Hypertrichosis
Hypertrichosis merupakan sifat keturunan berupa
tumbuhnya rambut di bagian tertentu dari daun telinga, wajah dan anggota tubuh
lainnya yang dikendalikan oleh gen resesif (XYht).. Penyebab
adalahnya gen-gen resesif (h) yang terpaut pada kromosom Y. Maka dari
itu penyakit ini hanya dimiliki oleh laki-laki.
Beberapa penyakit lain yang terpaut pada kromosom Y
adalah penyakit hekstekgrafior (rambut seperti landak) dengan gen
pengendali resesif (XYhg). Adapula webbedtoes yaitu antar
jari penderita terdapat selaput ) dikendalikan oleh gen resesif pula yaitu XYwt.
2) Cacat dan penyakit menurun yang
terpaut kromosom tubuh (autosom)
a. Albino
Merupakan kelainan yang disebabkan tubuh seseorang
tidak mampu memproduksi pigmen melanin, sehingga rambut dan badanya putih.
Penderita albino mudah silau, karena matanya sangat peka terhadap sinar yang
memiliki intensitas tinggi, seperti sinar matahari. Selain itu, penderita
albino juga memiliki kelemahan pada jaringan saraf mata dibandingkan dengan
orang normal untuk memfokuskan sinar. Kemampuan memfokuskan sinar ke dalam bola
mata kurang lebih 60%. Mata juga tampak kemerahan karena pembuluh darah tampak
jelas. Penyakit ini disebabkan oleh gen resesif a, orang normal memiliki
genotip Aa atau AA, sedangkan orang albino genotipnya aa.
Selain
manusia, albino juga terdapat pada tumbuhan (jagung), dan hewan (tikus, ular,
kelelawar dll)
b. Polidaktili
Penyakit ini merupakan kelainan berupa kelebihan
jumlah jari tangan dan kaki. Cacat menurun ini diwariskan gen autosom dominan
P. Orang normal memiliki genotip pp sedangkan orang polidaktili genotipnya PP
atau P.
c. Fenilketouria (PKU)
Fenilketouria merupakan kelainan pada manusia dimana
tidak mampu melakukan metabolisme fenilalanin, sehingga kadar fenilalanin
tertimbun di darah dan di buang melalui ginjal. Terjadi pada homozigot resesif,
karena tidak memiliki enzim yang diperlukan untuk mengubah asam amino
fenilalanin menjadi asam amino tirosin. Fenilalanin merupakan asam amino
esensial yang didatangkan dari luar tubuh. Fenilalanin tertimbun dalam jaringan
dan menyebabkan perkembangan mental yang lambat. Konsentrasi fenilalanin yang
berlebihan dalam darah akan mengganggu perkembangan dan aktivitas
otak. Orang penderita fenilketouria mengalami keterbelakangan mental dan
IQ rendah.
Gejala-gejalanya ialah perkembangan intelegensi
lambat, pigmentasi kulit tidak normal (pucat), cenderung terserang penyakit
ayan, reaksi reflek yang lamban, rambut tidak normal, biasanya tidak berumur
panjang, dan didukung keberadaannya dalam rumah sakit jiwa.
d. Brachidaktili
Brachidaktili adalah kelainan pada ruas-ruas jari
yang memendek pada manusia. Kelainan ini disebabkan oleh gen dominan B yang
bersifat letal jika dalam keadaan homozigot dominan (BB), dalam arti lain jika
memiliki genotipe BB akan menyebabkan kematian pada masa embrio. Dalam
keadaan Bb, individu menderita kelainan brachidaktili, sedangkan genotip bb
individu dalam keadaan normal. Penderita dengan genotipe Bb hanya memiliki 2
ruas jari, karena ruas jari yang tengah sangat pendek dan menyatu dengan ruas jari
yang lain. Jika Bb x Bb, perbandingan anak mereka yang lahir adalah 3
Brakidaktili : 1 normal.
e. Thalasemia
Thalasemia merupakan kelainan genetik (penyakit
genetik) yang disebabkan rendahnya kemampuan pembentukkan hemoglobin, terjadi
karena gangguan salah satu rantai globin. Thalasemia menyebabkan kemampuan
eritrosit dalam mengangkut oksigen rendah (anemia). Penyakit ini banyak
ditemukan di Spanyol, Italia, dan Yunani. Talasemia dibagi mejadi 2 macam yaitu
- Talasemia mayor, merupakan penderita anemia yang sangat parah dan dapat menyebabkan kematian waktu bayi, bergenotip (ThTh) berfenotip homozigot dominan.
- Talasemia minor, merupakan penderita anemia yang tidak parah, bergenotip heterozogot (Thth). Sedangkan genotif (thth) bersifat normal.
Perhatikan
diagram persilangan berikut.
P
: Thth
><
Thth
Gamet: Th dan th Th dan th
F1 : ThTh, Thth, Thth,thth
Normal (25%) dan Anemia (25%) dan carrier (50%)
Gamet: Th dan th Th dan th
F1 : ThTh, Thth, Thth,thth
Normal (25%) dan Anemia (25%) dan carrier (50%)
f. Dentinogenesis Imperfecta
Ini merupakan kelainan pada gigi manusia yang
menyebabkan tulang gigi (dentin) berwarna seperti air susu. Kelainan ini
disebabkan oleh gen dominan Dt, sedangkan keadaan normal diatur oleh gen dt.
g. Kebotakan
Kelainan ini disebabkan oleh gen dominan B. Adapun gen
b menyebabkan rambut normal. Genotip BB mengakibatkan orang mengalami
kebotakan. Gen Bb pada laki-laki mengakibatkan kebotakan, sedangkan gen Bb pada
perempuan tidak karena hormon estrogen yang dimiliki perempuan menutup sifat
kebotakan tersebut.
Walau
kebotakan dianggap biasa pada kaum lelaki, ternyata hal itu juga dipicu oleh
keturunan. Ada gen yang diturunkan oleh salah satu pihak orangtua atau keduanya
yang menyebabkan si anak juga menderita kebotakan. Ada juga orang yang
menderita kebotakan permanen yang pastinya juga disebabkan oleh satu jenis gen
yang disebut alopecia androgenetika. Bentuk rambut sama sekali tidak
mempengaruhi timbulnya alopecia androgenetika. Pengobatannya harus secara
medis, tidak ada pengobatan alternatif.
Alopecia
Androgenika terjadi pada pria di akhir usia 20-an tahun atau awal umur 30-an
tahun. Rambut akan rontok secara bertahap dimulai dari bagian puncak kepala dan
depan. Garis rambut menjadi mundur dan dahi menjadi terlihat lebih lebar.
Puncak kepala menjadi botak.
h. Anonychia
Anonychia adalah kelainan pada sebagian jari sehingga
tidak memiliki kuku. Kelainan ini disebabkan oleh gen dominan Ac,
sedangkan alelnya ac tidak menimbulkan kelainan (normal).
i. Sicle cell anemia
Yaitu
penyakit kurang darah yang parah karena sel darah merah berbentuk bulan sabit
sehingga kemampuan darah untuk mengikat dan mengangkut oksigen berkurang.
Penyakit ini ditemukan di afrika Tengah yang dilanda malaria pada tahun 1940
oleh Linus Pauling.
Kelainan ini
disebabkan oleh gen homozigot dominan.
Genotipe
|
Fenotipe
|
Keterangan
|
SS
|
Anemia sel
sabit
|
Mati
sebelum dewasa
|
Ss
|
Carrier
anemia sel sabit
|
Tidak
menderita anemia
|
ss
|
Normal
|
Sehat
|
Pada
penderita anemia sel sabit ini, Hb S (Hemoglobin Sickle Cell) mengendap pada
daerah tertentu di eritrosit, sehingga eritrosit bentuknya seperti bulan sabit
dan afinitas terhadap oksigen rendah.
Perhatikan
persilangan berikut
P
: Ss
>< Ss
Gamet: S dan s S dan s
F1 : SS, Ss, Ss, ss
Normal (25%) dan Anemia sel sabit (25%) dan carrier (50%)
Gamet: S dan s S dan s
F1 : SS, Ss, Ss, ss
Normal (25%) dan Anemia sel sabit (25%) dan carrier (50%)
3)
Pewarisan Golongan Darah Pada Manusia
Golongan
darah dapat diwariskan dari orang tua kepada turunannya. Golongan darah pada
manusia dapat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu golongan darah ABO, golongan
darah MN, dan Rhesus.
a. Golongan darah ABO
Golongan
darah manusia dapat ditentukan berdasarkan ada atau tidak adanya antigen
(aglutinogen) dan antibodi (aglutinin). Untuk mengetahui golongan darah
manusia, mari cermati Tabel 5.6 dan 5.7 di bawah ini.
Gen penentu
golongan darah terletak pada kromosom autosom dan diberi simbol I
(Isohemaglutinogen) sehingga alelalelnya disimbolkan, IA menghasilkan antigen
A, IB menghasilkan antigen B, dan IO yang tidak menghasilkan antigen.
Dari tabel
di atas dapat diketahui bahwa golongan darah dapat bergenotip homozigot atau
heterozigot. Contohnya, orang yang bergolongan darah A heterozigot menikah
dengan golongan darah B heterozigot. Persilangannya dapat digambarkan sebagai
berikut:
Jika
seseorang mempunyai genotip IAIO, maka pada membran sel darah merah akan muncul
aglutinogen A, sementara plasma darahnya mengandung aglutinin β. Darah akan
menggumpal jika orang yang mempunyai anti B diberi golongan yang mengandung
aglutinogen (antigen) B. Golongan darah O dapat diberikan kepada semua golongan
darah, karena darahnya tidak mengandung antigen A ataupun B yang dapat
menggumpalkan darah penerimanya. Sedangkan, golongan darah AB, dapat menerima
darah dari golongan darah A, B, AB, atau O karena di dalam darahnya tidak
terdapat aglutinin anti A maupun anti B. Dengan demikian, golongan darah O
disebut donor universal, sedangkan golongan darah AB disebut resipien
universal.
b. Golongan darah MN
Penggolongan
darah MN didasarkan pada ada tidaknya antigen dalam sel darah merah seseorang.
Apabila seseorang bergolongan darah M, artinya di dalam darahnya mengandung
antigen M, sedangkan orang yang di dalam sel darah merahnya mengandung antigen
N, maka orang tersebut bergolongan darah N.
Jadi, orang
yang bergolongan darah MN dalam sel darah merahnya mengandung antigen M dan N
sehingga orang tersebut bergolongan darah MN. Pengelompokan golongan darah MN
tidak terikat pada golongan darah ABO. Dengan demikian, orang yang bergolongan
darah M, N, atau MN terdapat sama banyak pada golongan darah A, B, AB, atau O.
Menurut para
ahli, golongan darah MN ditentukan oleh gen yang mengandung dua alel. Satu alel
menentukan faktor M dan yang lainnya menentukan faktor N. Jadi, orang yang
bergenotip MM akan bergolongan darah M, golongan darah N mempunyai genotip NN,
sedangkan golongan darah MN berarti mempunyai genotip MN.
Berikut ini
digambarkan contoh perkawinan individu-individu menurut golongan darah MN. Mari
cermati.
Jadi,
menurut diagram di atas, jika orang yang bergolongan darah N menikah dengan
orang yang bergolongan darah M, maka akan menghasilkan keturunan 100% golongan
darah MN. Sedangkan, orang yang bergolongan darah MN dikawinkan dengan orang
yang bergolongan daran N atau M, maka akan menghasilkan keturunan 50% golongan
darah mndan 50% golongan darah N atau M. Serum (antibodi) manusia tidak mereaksi
antigen M dan N sehingga tidak menimbulkan penggumpalan darah. Antibodi M dan N
dapat dibuat dengan menyuntikkan darah manusia ke tubuh kelinci.
c. Golongan darah Rhesus
Pada
golongan darah rhesus ditentukan oleh ada tidaknya faktor rhesus (antigen Rh) pada
sel darah seseorang. Golongan darah rhesus ini pertama kali ditemukan dalam
darah kera (Rhesus macacus). Seseorang yang mengandung antigen Rh pada
eritrositnya disebut Rh+ (Rhesus positif), sedangkan yang tidak mempunyai
antigen rhesus disebut Rh– (Rhesus negatif). Seseorang yang mengandung antigen
rhesus pada darah merahnya (Rh+) tidak dapat membentuk antibodi yang melawan
antigen Rh–. Antibodi terhadap rhesus akan terbentuk pada orang yang
bergolongan darah (Rh–).
Jadi, jika orang bergolongan darah Rh– diberi
transfusi darah dari orang bergolongan darah Rh+, maka pada darah penerima
tersebut akan membentuk antibodi yang melawan antigen rhesus.
Misalnya,
ibu Rh– menikah dengan suami Rh+, akan melahirkan bayi Rh+ lahir dengan
selamat. Pada waktu lahir rahim ibu kemungkinan akan tertinggal antigen Rh yang
ikut dalam peredaran darah ibu. Apabila melahirkan bayi kedua dengan Rh+ lagi,
maka akan terjadi lagi perembesan darah janin ke peredaran darah ibu, sehingga
jumlah antibodi yang terbentuk di dalam tubuh ibu menjadi sangat banyak.
Akibat-nya bayi tersebut mengalami penyakit anemia berat Erythroblastosis
fetalis dengan tanda-tanda tubuh menggembung dengan cairan hati dan limpa
membengkak, di dalam darah banyak erithroblas (erithrosit yang belum masak dan
daya ikatnya terhadap oksigen rendah dan warna kulit keemasan.Bayi yang
mengalami gangguan ini biasanya tidak berumur panjang, namun, dapat ditolong
dengan jalan pemberian suntikan anti serum anti-Rh kepada ibu Rh–, karena anti
serum ini akan merusak sel-sel Rh+, sehingga ibu tidak perlu memproduksi
antibodi anti -Rh.
Contoh Soal:
1.
Di bawah ini
adalah kelainan/penyakit menurun pada manusia:
1. Imbisil 4. hemofilia
2. buta warna 5. talasemia
3. albino
Penyakit menurun yang terpaut pada autosom adalah…
A. 1, 2, dan 3 D. 2, 4, dan 5
B. 1, 3, dan 5 E. 2, 3, dan 5
C. 2, 3, dan 4
A. 1, 2, dan 3 D. 2, 4, dan 5
B. 1, 3, dan 5 E. 2, 3, dan 5
C. 2, 3, dan 4
Jawab: B
Pembahasan:
Buta warna dan
hemofilia adalah penyakit menurun yang terpaut pada kromosom X. Cacat
bawaan yang tertaut kromosom tubuh (autosom) meliputi albino, botak, sistis
fibrosis, fenilketonuria, Tay-Sachs, skizofrenia, anemia sel sabit, dan
talasemia, imbisil, sindaktili, polidaktili, brakidaktili, hipertensi, dan
Huntington.
Berdasarkan
silsilah di atas, maka genotipe parentalnya adalah..
A. XBXB >< XBY D. XbXb ><
XbY
B.
XbXb >< XBY E. XBXb ><
XbY
C. XBXb >< XBY
Jawab: C
Pembahasan:
3.
Budi
memiliki mata normal, menikah dengan seorang wanita penderita buta warna. Anak
perempuannya menikah dengan seorang laki-laki buta warna. Berapa presentase
cucu mereka yang terkena buta warna?
a. 1 d. 0,5
b. 0,25 e. 0,75
c. 0
Jawab: D
Pembahasan:
Budi (XY) x
Istrinya (XcbXcb), anak perempuannya yang buta warna akan
bergenotipe XcbX.
XcbX
>< XcbY
XcbXcb, XcbX, XcbY,
XY
4.
Terhadap 1000 orang diuji dengan phenyl thiocarbomide
(PTC) untuk menguji daya kecap, ternyata 960 orang saja yang perasa (taster).
Apabila gen B perasa, maka perbandingan genotipe BB : Bb : bb adalah…
A.
32 : 4 : 64 D. 64 : 32 : 4
B.
32 : 64 : 4 E. 4 : 32 : 64
C.
64 : 4 : 32
Jawab: D
Pembahasan:
Perasa PTC
adalah 960, bukan 1000-960 = 40. Perasa PTC bergenotipe BB juga, dan bukan Bb
Bukan perasa PTC (bb) = 40/1000 = 0,04 ⇒ b = √0,04 = 0,2
B = 1-0,2 = 0,8
BB = 2 Bb : bb = B² : 2Bb : b²
= (0,8)² : 2(0,8×0,2) : (0,2)² → 0,64 : 0,32 : 0,04
Bukan perasa PTC (bb) = 40/1000 = 0,04 ⇒ b = √0,04 = 0,2
B = 1-0,2 = 0,8
BB = 2 Bb : bb = B² : 2Bb : b²
= (0,8)² : 2(0,8×0,2) : (0,2)² → 0,64 : 0,32 : 0,04
5.
Seorang wanita normal pembawa sifat buta warna menikah
dengan pria normal. Kemungkinan keturunan laki-laki yang mederita buta warna
dari pasangan tersebut adalah..
A.
100 % D. 80 %
B.
50 % E. 25
C.
0 %
Jawab: E
Pembahasan :
Wanita normal
karier : XHXh Pria hemofiia : XHY Persilangan : XHXh >< XHY Kemungkinan
anak : XHXh (wanita normal karier), XHY(laki-laki normal), XHXH(wanita
hemofilia), XhY(laki-laki hemofilia)
6.
Orang yang merupakan pembawa sifat hemofili adalah … .
A. 1 dan 4
B. 1 dan 5
C. 1 dan 7
D. 4 dan 5
E. 4 dan 8
B. 1 dan 5
C. 1 dan 7
D. 4 dan 5
E. 4 dan 8
Jawab: E
Pembahasan:
Penyakit Hemofili merupakan penyakit keturunan yang
terpaut terhadap kromosom X, sehingga, pembawa sifat albino adalah 4 dan 8.
7.
Perhatikan diagram berikut :
Dari diagram keluarga penderita hemofilia di
atas dapat ditentukan bahwa genotipe orangtua adalah…
A. XHY
dan XHXh
B. XHY dan XHXH
C. XHY dan XhXh
D. XY dan XHXh
E. XY dan XhXh
B. XHY dan XHXH
C. XHY dan XhXh
D. XY dan XHXh
E. XY dan XhXh
*keterangan:
warna hijau berarti laki-laki hemofilia, hitam laki-laki normal, ungu wanita
normal*
Jawab: A
Pembahsan:
Dalam keterangan telah dijelaskan bahwa bulat berwarna
ungu menyimbolkan wanita normal (XhXh) dan ayahnya
ternyata adalah laki-laki penderita hemofilia yang artinya bergenotipe XHY.
8.
Dalam suatu populasi penduduk diketahui yang albino 30%. Gen albono dibawa
faktor p, dan bersifat resesif. Jika penuduk desa itu 100.000 jiwa, maka
jumlah penduduk yang bergenotipe homozigot dan heterozigor adalah…
A. 16.000
dan 48.000
B. 8000 dan
12.000
C. 48.000
dan 16.000
D. 8.000 dan
16.000
E. 12.000 dan
16.000
Jawab: E
Pembahasan :
9.
Dalam suatu daerah yang berpenduduk 10.000 orang, diketahui 25% khusus wanita
buta warna. berapa orangkah wanita carrier buta warna?
A. 950 orang
B. 9500 orang
C. 5000 orang
D. 2500 orang
E. 7500 orang
B. 9500 orang
C. 5000 orang
D. 2500 orang
E. 7500 orang
Jawab: C
Pembahasan:
10. Anadontia
ditentukan oleh gen resesif yang terpaut kromosom x. Penikahan suami istri
normal untuk sifat anadontia mempunyai 2 anak perempuan normal dan 1 anak
laki-laki anadontia. Dari kasus ini bisa disimpulkan..
A. Ibu homozigot
dominan
B. Ibu homozigot resesif
C. Ayah homozigot dominan
D. Ibu carier
E. Ayah carier
B. Ibu homozigot resesif
C. Ayah homozigot dominan
D. Ibu carier
E. Ayah carier
Jawaban : B
Pembahasan:
Anodontia disebabkan oleh gen resesif a yang terpaut
pada kromosom X. Gen A menentukan pertumbuhan gigi normal dan alel resesif a
menentukan anodontia.
- XAXA atau XX = wanita normal
- XAXa = wanita carier anodontia
- XaXa = penderita wanita
- XAY atau XY = pria normal
- XaY = pria penderita anodontia
2 anak
perempuan normal (XAXa) dan 1 anak laki-laki anadontia (XaY) memiliki
orangtua Xa Xa dan XAY.
XaXa
>< XAY
XAXa, XaY,
XAXa, XaY
11.
Dalam satu keluarga ditemukan anaknya yang albino, sedangkan kedua orang
tuannya normal. Dari data ini kemungkinan genotipe orang tuanya adalah…
A. ayah
homozigot dominan, ibu heterozigot
B. ayah homozigot resesif, ibu heterozigot
C. ayah heterozigot, ibu homozigot dominan
D. ayah dan ibu heterozigot
E. ayah homozigot resesif, ibu homozigot dominan
B. ayah homozigot resesif, ibu heterozigot
C. ayah heterozigot, ibu homozigot dominan
D. ayah dan ibu heterozigot
E. ayah homozigot resesif, ibu homozigot dominan
Jawab: D
Pembahasan:
Jika gen P =
normal
p = albino
P : Pp >< Pp
Gamet : P dan p P dan p
F1 : PP, Pp,Pp dan pp
Normal (75%) dan albino (25%)
P : Pp >< Pp
Gamet : P dan p P dan p
F1 : PP, Pp,Pp dan pp
Normal (75%) dan albino (25%)
12.
Jika Pp >< Pp menghasilkan keturunan dengan perbandingan normal : albino
3 : 1, genotipe orangtua agar keturunannya menghasilkan perbandingan normal :
albino 1 : 1 adalah..
A. pp
>< pp
B. PP >< PP
C. PP >< Pp
D. Pp >< Pp
E. Pp >< pp
B. PP >< PP
C. PP >< Pp
D. Pp >< Pp
E. Pp >< pp
Jawab: E
Pembahasan:
Pp
pp
(normal) >< (albino)
Gamet : P dan p p
F1 : Pp dan pp
Normal (50%) dan albino (50%)
(normal) >< (albino)
Gamet : P dan p p
F1 : Pp dan pp
Normal (50%) dan albino (50%)
13.
Penyakit yang terpaut pada kromosom Y adalah…
A. Hemofilia
B. Albino
C. Hypertrichosis
D. Anonychia
E. Kebotakan
B. Albino
C. Hypertrichosis
D. Anonychia
E. Kebotakan
Jawab: C
Pembahasan:
Albino,
anonychia dan kebotakan merupakan penyakit menurun yang terpaut pada kromoson
tubuh (autosom), sedangkan hemofilia dan hypertrichosis merupakan penyakit
menurun yang terpaut pada kromosom seks. Namun yang pada kromosom Y adalah
hypertrichosis, kalau hemofilia terpaut pada kromosom X.
14.
Perhatikan diagram di bawah ini!
Berdasarkan
diagram di atas anak-anaknya yang kemungkinan menderita eritroblasis fetalis
adalah anaknya yang ke…
A. II, III,
IV
B. I, II
C. II, IV
D. I, III
E. I, II, III, IV
B. I, II
C. II, IV
D. I, III
E. I, II, III, IV
Jawab: C
Pembahasan:
Berdasarkan
data tersebut, kemungkinan anaknya yang menderita Cythrob Latosis fetalis
adalah anak yang ke II dan IV karena dalam tubuh ibu sudah dibentuk antibodi
untuk Rh+.
15. Bayi
penderita erythroblastosis lahir dari pasangan…
A. Ibu Rh
negatif ayah Rh negatif
B. Ibu Rh positif ayah Rh positif
C. Ibu Rh negatif ayah Rh Positif
D. Ibu Rh positif ayah Rh negatif
E. Ibu dan ayah yang berbeda Rhesusnya
B. Ibu Rh positif ayah Rh positif
C. Ibu Rh negatif ayah Rh Positif
D. Ibu Rh positif ayah Rh negatif
E. Ibu dan ayah yang berbeda Rhesusnya
Jawab: C
Pembahasan:
Eritrosit
anak golongan Rh+ akan digumpalkan oleh antibodi ibu yang bergolongan Rh-
ketika dalam kandungan. Ibu Rh– menikah dengan suami Rh+, apabila melahirkan
bayi kedua dengan Rh+ lagi, maka akan terjadi lagi perembesan darah janin ke
peredaran darah ibu, sehingga jumlah antibodi yang terbentuk di dalam tubuh ibu
menjadi sangat banyak. Akibat-nya bayi tersebut mengalami penyakit anemia berat
Erythroblastosis fetalis
No comments:
Post a Comment