Sistem Ekskresi pada Hewan
1. Sistem Ekskresi pada Serangga
Sistem ekskresi pada serangga, contohnya belalang,
pada umumnya tersusun atas alat ekskresi yang disebut Pembuluh Malpighi. Pembuluh Malpighi merupakan kumpulan pembuluh
halus yang pangkalnya melekat pada dinding usus, tepatnya di antara usus tengah
dan usus belakang. Fungsi pembuluh Malpighi mirip dengan fungsi ginjal, yaitu
menyaring darah. Pembuluh Malpighi bedinding tipis dan berujung buntu.
Ujung-ujung pembuluh Malpighi bergerak-gerak
bebas di dalam hemosol (darah) serangga. Jumlah pembuluh Malpighi
bervariasi berdasarkan jenis serangganya.
Belalang dan sebagian serangga
yang lain tidak dapat mengekresikan amonia dan haruslah memelihara konsentrasi
air yang ada dalam tubuhnya. Amonia yang diproduksi oleh belalang akan diubah
menjadi bahan yang kurang toksik atau biasa disebut asam urat. Dan asam urat
tersebut akan berbentuk seperi kristal yang tidak bisa larut.
Pembuluh malpighi terletak di
antara usus tengah dan usus belakang belalang. Aliran darah pada belalang akan
melewati pembuluh malpighi ini. Dan di saat cairan lewat bagian proksimal dari
pembuluh malpighi ini, maka, bahan yang mengandung nitrogen akan diendapkan
sebagai asam urat. Sedangkan untuk air dan berbagai macam garam, akan diserap
kembali oleh pembuluh tadi secara osmosis dan transpor aktif.
Asam urat dan sisa air akan
masuk ke bagian bagian
usus halus dan sisa air akan diserap kembali. Kristal yang
terbentuk dari asam urat tadi bisa diekresikan lewat anus bersamaan dengan
keluarnya fases. Untuk sebagian zat sisa yang mengandung nitrogen akan
digunakan untuk membentuk kitin yang teletak pada eksoskeleton. Dan ini berguna
untuk diekresikan pada saat pengelupasan kulit atau disebut molting.
Ekskretori Pada Belalang
Fungsi dari
sistem ekskretori ini adalah untuk memelihara keseimbangan lingkungan yang ada
di dalam (internel). Lingkungan dalam serangga, terutama belalang, akan
ditentukan oleh cairan hemolimf yang menggenangi jaringan dan juga organ dari
belalang.
Fungsi
selanjutnya dari sistem ekskretori adalah sebagai bagian yang beranggung jawab
untuk pemeliharaan uniformitas hemolimf. Dan untuk melaksanakan fungsi ini,
sistem ekskretori tersebut akan membuang limbah metabolisme dan bahan-bahan
yang berlebihan. Terutama disini yang menganding nitrogen dan juga untuk
mengatur kandungan gula serta air.
Organ utama dari
sistem ekskretori adalah tabung malpighi dan jaringan yang lainnya, yang
diperkirakan memiliki peran bantuan. sistem seperti ini akan melewati aliran
darah pada belalang. sistem ini mirip seperti sistem peredaran darah reptil
2. Sistem Ekskresi pada Reptil
Alat ekskresi pada hewan reptil ada tiga
macam, yaitu ginjal, paru-paru, dan kulit.Paru-paru dan kulit digunakan oleh
reptile sebagai sarana sistem
pernapasan pada hewan reptile.Seperti yang kita ketahui, di dalam
paru-paru ada struktur yang disebut dengan alveolus. Alveolus merupakan kantung
udara yang kecil namun kaya akan pembuluh darah. Karena strukturnya yang kaya
akan pembuluh darah kapiler, maka pada paru-paru inilah proses pertukaran gas
antara oksigen dan karbon dioksida dilakukan. Baca pula sistem peredaran darah pada reptile.
Reptile menggunakan metanefros sebagai alat
ekskresinya. Hal ini membuktikan bahwa dibanding anggota vertebrata yang lain,
reptile termasuk vertebrata tingkaat tinggi. Ia sudah memiliki alat ekskresi
yang menyerupai alat ekskresi pada manusia.
Ginjal metanefros pada reptile akan menyaring urin
yang masuk. Urin pada reptile akan masuk melalui pembuluh-pembuluh yang menuju
ke metanefros. Kemudian di sana urin akan disaring. Metanefros akan membuang
asam urat yang terkandung dalam urin.
Metanefros mengekskresikan sebagian besar metabolism reptile
dalam bentuk asam urat.Ini karena asam urat dapat berbahaya bila disimpan
terus-menerus dalam tubuh. Karena pembuangan dalam bentuk asam urat inilah maka
reptile tak memerlukan banyak air untuk membuang nitrogen dalam darah
3. Sistem Ekskresi pada Ikan
Ikan merupakan
hewan vertebrata (bertulang belakang) yang bernapas menggunakan insang.Penjelasan
selengkapnya mengenai hewan vertebrata dan invertebrata.Ikan habitatnya berada di
perairan baik perairan air tawar mau pun air laut.Ikan memiliki sirip yang
digunakan untuk menyeimbangkan tubuh.Ikan juga tergolong sebagai hewan
poikilotermal (hewan berdarah dingin yang menyesuaikan suhu darahnya
secara bebas dan harmonis dengan suhu lingkungannya).
Ikan memiliki
alat ekskresi berupa sepasang ginjal berwarna kemerahan bernama opistonefros yang
merupakan tipe ginjal paling primitif.Sepanjang ginjal tersebut berada di atas
rongga perut, di luar peritonium, di bawah tulang punggung dan aorta dorsalis.Fungsi
ginjal yaitu untuk menyaring zat-zat sisa metabolisme dan mengedarkan kembali
zat-zat yang masih berguna ke seluruh tubuh, menjaga keseimbangan tekanan
osmotik tubuh dan menjaga kekentalan urine.
Alat Ekskresi Ikan
Sistem ekskresi ikan sama seperti hewan vertebrata (bertulang
belakang) lain, yang memiliki banyak fungsi. Fungsi sistem eksresi ikan yaitu
untuk regulasi kadar air tubuh, mengeliminasi sisa nitrogen dari hasil
metabolisme protein dan menjaga keseimbangan garam. Alat ekskresi ikan terdiri
atas:
·
Insang- Insang pada ikan berfungsi untuk mengeluarkan CO2 dan
H2O
·
Kulit- Kelenjar kulit mengeluarkan lendir agar tubuh ikan
menjadi licin sehingga memudahkan ikan bergerak dalam air
·
Sepasang ginjal- Pada sebagian besar ikan sepasang ginjal
berfungsi untuk mengeluarkan urine
Tipe
Ginjal pada Ikan
1.
Pronefros
Telah disebutkan
sebelumnya bahwa ginjal pada ikan merupakan ginjal tipe primitif, dalam artian
bahwa fungsi dan komponennya tidak sesempurna manusia.Ginjal tipe Pronefros
terdapat pada tahap perkembangan embrional ikan, namun saat ikan beranjak
dewasa ginjal Pronefros tidak berfungsi lagi.Pada ginjal jenis ini
tubulus-tubulus bagian anterior tidak ada, beberapa tubulus yang berada di
tengah berhubungan dengan testis, terdapat konsentrasi dan pelipatgandaan
tubulus dibagian posterior.Namun terdapat pengecualian pada ikan jenis Hagfish dan Lamprey.
2.
Mesonefros
Pada umumnya
fungsi ginjal tipe mesonefros sama seperti ginjal tipe pronefros, perbedaannya
terdapat air tawar lebih banyak serta diameternya
lebih besar dibanding ikan yang hidup di air laut.pada prinsip sistem
peredaran darah, tingkat kompleksitas dan efisiensi kerja ginjal.Ada perbedaan adaptasi antara ikan yang hidup di air laut
dan air tawar kaitannya dengan proses ekskresi. Keduanya memiliki cara berbeda
untuk mempertahankan kadar garam di dalam tubuh mereka. Jumlah glomerolus ikan
Berikut adalah beberapa sistem
ekskresi pada ikan :
Ekskresi Ikan Air Tawar
Tubuh ikan air
tawar kadar garamnya lebih pekat dibanding dengan lingkungan sekitar. Glomerolus
padginjal yang banyak dengan diameter lebih besar secara
osmosis menyerap garam dari perairan masuk ke dalam tubuh. Kelebihan air yang
ada di tubuh dipompa keluar dalam bentuk air seni. Dinding tubulus ginjal
bersifat impermiable (tidak dapat ditembus oleh air/ kedap air), air seni yang
dihasilkan memiliki kadar air yang tinggi.
Kelebihan
glomerolus yang lebih besar dan berdimeter dua kali lebih besar dari ikan air
laut dimaksudkan agar garam-garam dalam tubuh tidak keluar dan air dipompa
sebanyak-banyaknya dari dalam tubuh. Ketika cairan dari badan malpighi masuk
ke tubulus ginjal, glukosa akan diserap kembali oleh tubulus proximalis,
sedangkan garam akan diserap kembali ke dalam tubuh oleh tubulus
distal.
Ikan air tawar
mengalami kondisi hiperosmotik dimana cairan tubuh ikan air
tawar memiliki konsentrasi ionik lebih tinggi dibanding lingkungannya. Untuk
mempertahakan konsentrasi tersebut dibutuhkan sistem ekskresi dan konsentrasi
dari ion-ion disamping adanya proses eksresi air yang telah difiltrasi oleh
ginjal. Proses filtrasi tersebut terjadi di nefron glomerolus. Nefron
glomerolus terdiri atas corpus renalis dan tubulus renalis. Corpus
renalis sendiri tersusun atas glomerolus-glomerolus yang diselimuti
oleh Capsule Bowman. Epitela parietalis dan visceralis membentuk Bowman’s
space yang memisahkan dengan bagian-bagian ginjal yang lain.
Ekskresi Ikan Air Laut
Telah dijelaskan
sebelumnya bahwa ikan yang hidup di air tawar dan air laut memiliki sistem
ekskresi yang berbeda. Tubuh ikan air laut memiliki konsentrasi kadar garam
yang lebih rendah dibandingkan dengan lingkungan perairannya. Hal tersebut
disebabkan karena air garam pada air laut cenderung menyebabkan tubuh ikan air
laut terhidrasi berbeda dengan ikan air tawar yang memiliki konsetrasi kadar
garam dalam tubuh lebih tinggi dibading lingkungannya. Bebereapa jenis ikan air
laut memiliki kelenjar ekskresi garam pada bagian insang yang berperan dalam
mengurangi kelebihan garam. Fungsi ginjal pada ikan yang hidup di air laut
prinsipnya yaitu untuk menyaring zat-zat yang ada di dalam air dan darah yang
hasilnya akan dikeluarkan melalui korpus renalis.
Keseimbangan air
dijaga oleh tubulus yang bergulung. Hasil yang hilang pada tubulus nefron
termasuk air dan zat lain, diabsorpsi kembali ke dalam tubuh lewat aliran darah, sistem peredaran darah pada hewan selengkapnya dapat
dibaca disini. Korpus renalis ikan air laut berukuran lebih kecil dibanding
dengan ikan yang hidup di air tawar, sehingga cairan tubuh tidak gampang keluar
karena cairan tubuh perlu dijaga agar tidak terlalu encer.Namun pengecualian
untuk Elasmobranchii, tidak seperti ikan air laut kebanyakan, Elasmobranchii
memiliki korpus renalis besar sehingga mengeluarkan air lebih banyak seperti
ikan air tawar.
No comments:
Post a Comment