Apa yang Ada Di Kulit ikan ya……
Integumen merupakan bagian terluar dari ikan sebagai pembalut tubuh atau
penutup tubuh ikan. Sistem integumen pada seluruh makhluk hidup merupakan
bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar tempat makhluk
hidup tersebut hidup atau berada.
A.
Sistem Integumen Pada Ikan
Sama seperti vertebrata lainnya, kulit pada ikan selain
sebagai pembalut tubuh juga berfungsi sebagai :
1. Alat pertahanan pertama terhadap penyakit.
2. Perlindungan dan penyesuaian diri terhadap faktor
lingkungan yang mempengaruhi kehidupan ikan, oleh karena itu dalam kulit
terdapat alat penerima rangsang.
3. Alat eksresi dan osmoregulasi.
4. Alat pernapasan tambahan untuk beberapa jenis ikan.
Beberapa alat lain yang terdapat dalam kulit ikan
adalah kelenjar racun, pigmen, organ penghasil cahaya dan kelenjar mocous
(lendir). Kulit terdiri dari beberapa lapisan, yaitu lapisan
luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam yang disebut dermis atau corium.
Pada ikan teleostei terdiri dari beberapa lapisan yaitu kutikula, epidermis,
dermis, dan hipodermis.
Lapisan kutikula mengandung immonuglobulin dan
liso-enzim yang spesifik dan asam – asam lemak bebas yang diperkirakan
mempunyai aktivitas anti pathogen. Dikatakan pula bahwa lapisan kutikula
tersebut dapat mengurangi bahaya luka serta dapat menghambat penerobosan air
oleh proses osmosis serta dapat menghambat penorobosan air oleh proses osmosis
serta dapat mengurangi gesekan tubuh ikan berenang.
Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang
dihasilkan oleh sel – sel berbentuk piala yang terdapat diseluruh permukaan
tubuh. Epidermis bagian dalam terdiri dari lapisan sel yang selalu giat
mengadakan pembelahan untuk menggantikan sel – sel sebelah luar yang lepas dan
untuk persendian pengembangan tubuh. Tebalnya lapisan epidermis dapat
bervariasi bergantung pada spesies, umur, dan tingkat kedewasaan dalam siklus
reproduksi. Umumnya lapisan epidermis lebih tebal pada spesies ikan yang tidak
mempunyai sisik, dan juga pada bagian sirip dimana banyak terdapat ujung-ujung
saraf dan sel-sel lendir.
Dermis lebih tebal dari pada epidermis dan terdiri
dari sel-sel yang susunannya lebih kompak. Lapisan ini berperan dalam
pembentukan sisik pada ikan-ikan yang bersisik. Derivat-derivat kulit juga
dibentuk di dalam lapisan ini. Pada dermis ini terkandung pembuluh darah, saraf
dan jaringan pengikat.
Lapisan dermis terdiri dari dua lapisan, yaitu stratum
spongiosum dan stratum kompaktum. Stratum spongiosum merupakan suatu tenunan
dari kalogen dan serat-serat-serat retikulum yang berhubungan dengan membran dasar dan
epiermis. Lapisan ini mengandung pigmen (kromatofor), sel-sel penyusun kantung
sisik dimana sisik tertanam.
Lapisan hiodermis merupakan jaringan adipose yang
mempunyai pembuluh darah yang lebih banyak dibandingkan pada sel yang longgar.
Tidak semua spesies ikan mempunyai lapisan hipodermis ini.
a. Sisik
Sisik sering
diistilahkan sebagai rangka dermis karena sisik dibuat di dalam lapisan dermis.
Disamping ikan yang bersisik, juga banyak terdapat ikan yang sama sekali tidak
mempunyai sisik misalnya ikan-ikan yang termasuk sub-ordi Siluridae. Misalnya
jambal ( Pangasius pangasius ).
Sisik pada
golongan ikan Teleostei merupakan tulang dermal yang aselular, yang terdiri
dari susunan matriks isopedine mineral yang membungkus serabut-serabut kalogen
yang tebal yang tersusun dengan arah posterior. Ada dua tipe utama dari sisik,
yaitu sisik ctenoid dan cycloid. Sisik ctenoid mempunyai spekular yang kaku
pada bagian posteriornya, sedangkan pada sisik cycloid tidak ada.
Berdasarkan
bentuk dan bahan yang terkandung didalamnya,sisik ikan dapat dibedakan menjadi
lima jenis yaitu : placoid, cosmoid, ganoid, cycloid dan ctenoid.
Sisik placoid
hanya terdapar pada ikan-ikan yang bertulang rawan(chondrichthyes). Bentuk sisik ini seperti bunga mawar dengan dasar
yang bulat dan bujur sangkar.
Sisik cosmoid
hanya terdapat pada ikan fosil dan ikan primitif. Sisik ikan ini terdiri dari
beberapa lapisan, yang berturut-turut dari luar ke dalam ialah vitrodentine
yang dilapisi semacam enamel, kemudian cosmine yang merupakan lapisan yang kuat
dan “noncellular”,terakhir isopedine
materialnya terdiri dari substansi tulang
Sisik ganoid
terdiri dari beberapa lapisa. Lapisan luar dinamakan ganoine yang meterialnya
terdiri dari garam-garam organik, sedangkan dibawahnya terdapat lapisan
cosmonie, dan lapisan yang paling dalam adalah isopedine.
Sisik cycoloid
dan ctenoid terdapat pada golongan ikan teleostei, dimana masing-masing
terdapat pada golongan ikan berjari-jari lemah (Malacopterygii) dan golongan ikan berjari-jari (Acanthopterygii).Bagian sisik yang
menempel ketubuh hanya sebagian, kira-kira separuhnya, penempelannya secara
tertanam ke dalam sebuah kantung kecil di dalam dermis dengan susunan seperti
genting. Sisik yang terlihat hanya pada bagian belakang (posterior) yang
berwarna lebih gelap dari pada bagian depannya (anterior) karena posteriornya
mengandung pigmen (kromatofor),
sedang bagian anteriornya transparan dan tidak berwarna.
Di daerah yang
bermusim empat, sisik dapat digunkan untuk menentukan umur ikan. Cirkulus
selalu bertambah selama ikan itu hidup. Cirkuli yang berhimpitan ini dinamakan
annulus yang terjadi setahun sekali. Annulus ini digunakan untuk menentukan
umur ikan.
Pewarnaan
Umumnya ikan
laut yang hidup di lapisan atas berwarna keperak-perakan, bagian tengah
kemerah-merahan dan dibagian bawah (dasar) ungu atau hitam.
Warna ikan
tersebut disebabkan oleh schemachrome (karena konfigurasi fisik) dan biochrome
(pigmen pembawa warna). Schermacrome putih terdapat pada rangka, gelembung
renang, sisik dan testes; biru dan ungu pada iris mata; warna-warna pelangi
terdapat pada sisik, mata dan membran usus.
Beberapa
jenis pigmen pembawa warna adalah :
1. Carotenoid : warna kuning,
merah dan corak lainnya
2. Cromolipid : warna kuning
sampai coklat.
3. Indigoid : warna biru, merah dan hijau.
4. Malanin : warna hitam dan coklat.
5. Porphirin : warna merah, kuning, hijau, biru dan coklat.
6. Flarin : warna kuning
tetapi sering dengan flourensi kehijau-hijauan.
7. Purin : warna kuning
dan keperakan-perakan.
8. Prerin : warna putih,
kuning, merah, dan jingga.
Sel khusus yang memberikan warna pada ikan ada dua
macam yaitu iridocyte (leucophore dan
guanophore) dan chromatophone. Chromatophore
dasar ada empat jenis yaitu erythrophore
(merah dan jingga), xanthophore
(kuning), melanophore (hitam) dan leucophore (putih).
Warna tubuh pada ikan mempunyai banyak fungsi. Lagler
et al, (1997) dalam Sjafei et al,
(1989) mengelompokkan fungsi-fungsi tersebut dalam tiga hal yaitu untuk
persembunyian, penyamaran, dan pemberitahuan. Jenis warna persembunyian
meliputi warna pemiripan warna secara umum, pemiripan warna secara berubah,
pemudaran warna, perwarnaan terpecah dan pewarnaan terpecah koinsiden.
Pemiripan warna secara umum antara lain antar ikan
dengan latar belakangnya merupakan karakteristik dasar ikan untuk memiripi
bayangan dan corak habitat dimana mereka tinggal.
Pemiripan warna secara berubah merupakan kemampuan
ikan untuk mengubah warna tubuhnya secara perlahan-lahan atau cepat seakan-akan
untuk dapat menyamai latar belakangnya dengan lebih sempurna. Beberapa variasi
pemiripan warna terjadi bersamaan dengan tahap-tahap kehidupannya.
Pemudaran warna pada ikan berfungsi untuk mengurangi
kejelasan ikan tersebut dari sekelilingnya sehingga kabur. Salah satu bentuk
pemudaran warna ini ialah “counter shadding”; dimana ikan mempunyai bagian
dorsal yang berwarna lebih gelap daripada bagian vetralnya. Keadaan demikian
ini cenderung membuat mereka tampak seperti bidang datar bagaikan banyangan
(prinsip Thayer). Perwarnaan terpecah merupakan suatu upaya untuk
mengaburkan pandangan terhadap tubuh ikan. Bila permukaan tubuh ikan mempunyai
garis-garis warna atau corak kontras yang tidak teratur, maka garis-garis
tersebut akan cenderung mengaburkan padangan hewan lain yang meliputi ikan itu.
Pewarnaan terpecah koinsiden merupakan suatu kamuflese
khusus, dengan cara membentuk suatu corak yang menyerupai suatu organ tubuh.
Sebagai contoh pada ikan kupu-kupu (Forcipiger
longirostris). Penyamaran merupakan suatu upaya untuk menyerupai
suatu benda tertentu, bukan saja terhadap warna tetapi juga bentuk dan tingkah
laku. Ikan Monocanthus polycanthus
dan Oliogoplites saurus tampak
menyerupai daun. Bentuk lepu tembaga (Synanceja
horrida) mirip batu.
Organ cahaya
Terdapat dua sumber cahaya yang dikeluarkan oleh ikan
dan keduanya terdapat pada kulit, yaitu cahaya yang dikeluarkan oleh bakteri
yang hidup bersimbiose dengan ikan dan cahaya yang dikeluarkan oleh ikan itu
sendiri. Ikan yang dapat mengeluarkan cahaya umumnya tinggal di bagian laut
dalam dan hanya sedikit yang hidup di perairan dangkal. Sel pada kulit ikan yang dapat mengeluarkan cahaya
tersebut sel cahaya atau photopore (photocyte). Sel ini terdapat pada
golongan ikan Elasmobranchii (Spinax,
Etomopterus, Benthobathis moresbyi) dan teleostei (Stomiatidae, Myctophiformes, Batrachhoididar).
Ikan-ikan famili Macroridae, Gadidae, Monocentridae,
Anomalopidae, Leiognathidae, Serranidae, dan Saccopharyngidae mempunyai cahaya
yang dikeluarkan oleh bakteri yang hidup bersimbiose dengan ikan. Fungsi organ cahaya pada ikan adalah sebagai tanda
pengenal individu ikan sejenis, untuk memikat mangsa, menerangi lingkungan
sekitarnya, mengejutkan musuh dan melarikan diri, sebagai penyesuaian terhadap ketiadaan
sinar di laut dan sebagai ciri ikan beracun.
Kelenjar Beracun
Kelenjar beracun merupakan modifikasi kelenjar yang
mengeluarkan lendir. Kelenjar baracun ini bukan saja dipergunakan untuk
mempertahankan diri, tetapi juga untuk menyerang dan mencari makanan.
Ikan-ikan yang sistem integumennya mengandung kelenjar
beracun antara lain ikan-ikan yang hidup di sekitar karang, ikan lele dan
sebangsanya (Siluridae) dan golongan Elasmobranchii (Dasyatidae, Chimaeridae,
Myliobathidae). Beberapa jenis ikan buntal (Tetraodontidae) juga terkenal
beracun, tetapi racunnya bukan berasal dari integumennya melainkan dari
kelenjar empedu (hepar).
Ikan lepu ayam (Petrois
volintas dan Petrois russeli),
lepu angin (Scorpaena guttata) dan
lepu tembaga (Synanceja horrida)
mempunyai racun jari-jari keras, sirip punggung, sirip anal dan sirip perut. Beberapa anggota Siluridae yang beracun misalnya
adalah : sembilang (Plotosus canius),
lele (Clarias batrachus), keting (Ketengus thypus), manyaung (Arius thalasinus). Kelenjar beracun ikan pari (Dasyatis sp) terdapat pada duri ekornya. Duri ini tersusun dari
bahan yang disebut vasodentine. Sepanjang kedua sisi duri tersebut terdapat
gerigi yang bengkok ke dalam.
No comments:
Post a Comment