Sejarah Penemuan Virus
Istilah virus berasal dari bahasa latin yang berarti racun.
Sejarah penemuan virus diawali dengan ditemukannya virus pertama kali oleh
ilmuwan jerman, Adolf Mayer, pada tahun 1883 ketika sedang meniliti
dalam pencarian penyebab penyakit mosaik pada tanaman tembakau. Penyakit mosaik
tersebut menyebabkan bercak-bercak pada daun tembakau sehingga menghambat
pertumbuhan tanaman, oleh karena itu disebut "mosaik".
Adolf Mayer
berhasil memindahkan penyakit tersebut dari tanaman yang sakit ke tanaman lain
yang masih sehat dengan menyemprotkan getah yang diekstraksi dari daun tanaman
sakit ke tanaman sehat. Tanaman sehat itu pun kemudian menjadi sakit. Melalui
pengamatan di mikroskop, Mayer tidak dapat melihat bentuk bakteri yang menjadi
penyebab penyakit tersebut. Mayer menduga bahwa penyakit mosaik tersebut
disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya, dan tidak dapat diamati
dengan mikroskop biasa.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky (seorang ilmuwan Rusia) melakukan percobaan menyaring getah tanaman tembakau berpenyakit dengan saringan yang dideasin khuus untuk menyaring bakteri. Kemudian hasil saringan itu ditularkan pada tanaman sehat. Ternyata, filtrat masih menimbulkan penyakit mosaik pada tembakau sehat. Sepert halna Mayer, Ivanowsky mengambil kesimpulan dalam penelitiannya bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri patogenik yang sangat kecil atau bakteri penghasil toksin yang dapat melewati saringan.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky (seorang ilmuwan Rusia) melakukan percobaan menyaring getah tanaman tembakau berpenyakit dengan saringan yang dideasin khuus untuk menyaring bakteri. Kemudian hasil saringan itu ditularkan pada tanaman sehat. Ternyata, filtrat masih menimbulkan penyakit mosaik pada tembakau sehat. Sepert halna Mayer, Ivanowsky mengambil kesimpulan dalam penelitiannya bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri patogenik yang sangat kecil atau bakteri penghasil toksin yang dapat melewati saringan.
Lima
tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1897, seorang ahli botani Belanda bernama Martinus
Beijerinck melakukan eksperimen yang akhirnya membuktikan bahwa agen
penginfeksi yang terdapat di dalam getah tembakau dapat berkembang biak.
Beijerinck kemudian menyemprotkan getah yang telah disaring ke tanaman lainnya.
Setelah tanaman tersebut sakit, maka getahnya digunakan untuk menginfeksi
tanaman berikutnya, dan seterusnya hingga beberapa kali pemindahan. Ternyata,
kemampuan patogen tersebut sama sekali tidak berkurang setelah beberapa kali
pemindahan. Beberapa kali pemindahan. Berbeda dengan bakteri, agen penginfeksi
tersebut tidak dikembangbiakkan dalam medium nutrisi di dalam cawan petri dan
tidak dapat dinonaktifkan dengan alkohol. Beijerinck memperkirakan agen
penginfeksi tersebut adalah partikel yang jauh lebih kecil dan lebih sederhana
dibandingkan dengan bakteri. Ia menyebutnya sebagai virus lolos saringan (filterable
virus).
Pada tahun 1935, Wendell Stanley (ilmuwan Amerika), berhasil mengkristalkan partikel penginfeksi tanaman tembakau tersebut, yang kemudian dikenal dengan nama tobacco mosaic virus (TMV). Penemuan Wendell Stanley yang dapat dikristalkan virus menjadi berita yang sangat menarik, tetapi sekaligus membingungkan.
Pada tahun 1935, Wendell Stanley (ilmuwan Amerika), berhasil mengkristalkan partikel penginfeksi tanaman tembakau tersebut, yang kemudian dikenal dengan nama tobacco mosaic virus (TMV). Penemuan Wendell Stanley yang dapat dikristalkan virus menjadi berita yang sangat menarik, tetapi sekaligus membingungkan.
Ciri-ciri
Virus, Struktur Virus, Bentuk Virus, dan Ukuran Virus
1. Ciri-ciri virus
Virus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Virus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
·
Tidak berbentuk sel, karena tidak mempunyai
protoplasma, dinding sel, sitoplasma, dan nukleas.
·
Dapat digolongkan sebagai benda mati, karena dapat
dikristalkan dan tidak mempunyai
protoplasma.
·
Dapat
digolongkan sebagai benda hidup, karena memiliki kemapuan
metabolism,reproduksi,dan memiliki asma nukleat.
·
Hanya dapat
berkembang biak di dalam sel atau jaringan yang hidup.
·
Organisme
subrenik hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
·
Virus
berasal dari bahasa latin venom yang berarti cairan yang beracun.
·
Bersifat
pasif.
2. Struktur virus
Struktur virus terdiri atas:
Struktur virus terdiri atas:
·
Bagian pusat virus: mengandung AND atau ARN
dikelilingi oleh selubung atau capsid dari protein.
·
Capsid: dibangun oleh beribu-ribu molekul protein.
·
Kapsomer (capsomere): mempunyai bentuk bermacam-macam
seperti prisma, heksagonal, pentagonal.
3.
Bentuk virus
Bentuk virus
bermacam-macam, yaitu silindris, kotak, oval, memanjang, dan polyhedron.
4.
Ukuran virus
Ukuran virus lebih kecil dari bakteri 30 nm – 300 nm (1nm = 10-9).
Ukuran virus lebih kecil dari bakteri 30 nm – 300 nm (1nm = 10-9).
Klasifikasi Virus
1.
Berdasarkan Tempat Hidupnya
a.
Virus
bakteri (bakteriofage)
Bakteriofage adalah virus yang menggandakan dirinya sendiri dengan menyerang bakteri. Dibandingkan dengan kebanyakan virus, ia sangat kompleks dan mempunyai beberapa bagian berbeda yang diatut secara cermat. Semua virus memiliki asam nukleat, pembawa gen yang diperlukan untuk penghimunan salinan-salina virus di dakam sel hidup.Virus bakteriofage mula-mula ditemukan oleh ilmuwan Perancis, D’Herelle. Bentuk luar terdiri atas kepala yang berbentuk heksagonal, leher, dan ekor. Bagian dalam kepala mengandung dua pilihan DNA. Bagian leher berfungsi untuk memasukkan DNA irus ke dalam sel inangnya.
Bakteriofage adalah virus yang menggandakan dirinya sendiri dengan menyerang bakteri. Dibandingkan dengan kebanyakan virus, ia sangat kompleks dan mempunyai beberapa bagian berbeda yang diatut secara cermat. Semua virus memiliki asam nukleat, pembawa gen yang diperlukan untuk penghimunan salinan-salina virus di dakam sel hidup.Virus bakteriofage mula-mula ditemukan oleh ilmuwan Perancis, D’Herelle. Bentuk luar terdiri atas kepala yang berbentuk heksagonal, leher, dan ekor. Bagian dalam kepala mengandung dua pilihan DNA. Bagian leher berfungsi untuk memasukkan DNA irus ke dalam sel inangnya.
b.
Virus
tumbuhan
Virus yang parasitpada sel tumbuhan. Contoh virus yang parasit pada tumbuhan. Tobacco Mozaic Virus (TMV0 dan Beet Yellow Virus (BYV).
Virus yang parasitpada sel tumbuhan. Contoh virus yang parasit pada tumbuhan. Tobacco Mozaic Virus (TMV0 dan Beet Yellow Virus (BYV).
c.
Virus hewan
Virus yang parasit pada sel hewan. Contoh virus hewan: virus Poliomylitis, virus Vaccina, dan virus Influenza.
Virus yang parasit pada sel hewan. Contoh virus hewan: virus Poliomylitis, virus Vaccina, dan virus Influenza.
2.
Berdasarkan Molekul yang Menyusun Asam Nukleat
Dibedakan menjadi: DNA pita tunggal (DNA ss) DNA pita ganda, (DNA ds), RNA iota tunggal (RNA ss), dan RNA pita ganda (RNA ds).
Dibedakan menjadi: DNA pita tunggal (DNA ss) DNA pita ganda, (DNA ds), RNA iota tunggal (RNA ss), dan RNA pita ganda (RNA ds).
3.
Berdasarkan Punya Tidaknya Selubung Virus
Dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
Dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
a.
Virus yang
memiliki selubung atau sampul (enveloped virus)
Virus ini meiliki nukleokapsid yang dibungkus oleh membrane. Membrane terdiri daridualipid danprotein, (biasanya glikoprotein). Membrane ini berfungsi sebagai struktur yang pertama-tama berinteraksi. Contoh Herpesvirus, Corronavirus, dan Orthomuxovirus.
Virus ini meiliki nukleokapsid yang dibungkus oleh membrane. Membrane terdiri daridualipid danprotein, (biasanya glikoprotein). Membrane ini berfungsi sebagai struktur yang pertama-tama berinteraksi. Contoh Herpesvirus, Corronavirus, dan Orthomuxovirus.
b.
Virus yang
tidak memiliki selubung
Hanya memiliki capsid (protein) dan asam nukleat (naked virus). Contoh: Reovirus, Papovirus, dan Adenovirus.
Hanya memiliki capsid (protein) dan asam nukleat (naked virus). Contoh: Reovirus, Papovirus, dan Adenovirus.
4. Berdasarkan bentuknya
a. Bentuk batang (Bacillus)
Berdasarkan
jumlah sel penyusunnya,jenis bakteri berbentuk batang dibedakan menjadi 3,
yaitu :
·
Monobasilus
(basil tunggal): bakteri berbentuk batang yg bersifat soliter (hidup sendiri).
Contoh: Lactobacillus, Salmonella typhosa, Escherichia coli, dll.
·
Diplobasilus:
Bakteri berbentuk batang yg bergandengan dua-dua. Contoh: Azotobacter, Bacillus
subtilis.
·
Streptobasilus:
barteri berbentuk batang yg tersusun seperti rantai. Contoh: Bacillus anthracis,
Streptobacillus moniliformis.
b. Bentuk bulat (Coccus)
Berdasarkan
jumlah sel penyusunnya, bakteri bentuk kokus dibedakan menjadi 5 macam, yaitu :
·
Monokokus:
bakteri berbentuk bulat yang bersifat soliter (hidup sendiri). Contoh:
Leuconostoc eremoris.
·
Diplokokus:
bakteri berbentuk bulat bergandengan dua-dua. Contoh: Diplococcus pneumoniae
dan Neisseria gonorrhoeae.
·
Sarkina:
Bakteri berbentuk bulat bergandengan empat-empat membentuk kubus. Contoh:
Sarcina sp.
·
Streptokokus:
bakteri berbentuk bulat bergandengan panjang seperti rantai. Contoh:
Streptococcus pheumoniae, Streptococcus lactis.
·
Stafilokokus
membentuk : bakteri berbentuk bulat bergerombol seperti anggur. Contoh:
Staphylococcus aureus.
c. Bentuk spiral (spirilum)
Bakteri ini
mempunyai 3bentuk tubuh seperti spiral, berkelok atau melengkung.
Berdasarkan ukuran dan kondisinya, bakteri spiral dibedakan menjadi :
·
Vibrio
(koma): berupa lengkung kurang dari setengah lingkaran. Contoh: Vibrio.
·
Spiral:
berupa lengkung lebih dari setengah lingkaran. Contoh: Spirillum minor, coma.
·
Spiroceta:
berupa spiral halus dan lembut. Contoh: Treponema pallidum.
5. Berdasarkan letak flagelnya
Bakteri
diklasifikasikan berdasarkan jumlah dan tempat kedudukan flagel menjadi 5
kelompok, yaitu :
·
Bakteri atrik: bakteri yang tidak memiliki flagel.
·
Bakteri monotrik: bakteri dgn satu flagel disalah satu
ujung tubuhnya.
·
Bakteri lofotrik: bakteri dgn beberapa flagel di salah
satu ujung tubuhnya.
·
Bakteri amfitrik: bakteri yg mempunyai masing-masing
satu flagel di kedua ujung tubuhnya.
·
Bakteri peritrik: jenis bakteri dgn flagel di seluruh
permukaan tubuhnya.
·
Bakteri
kopofrik: bakteri yg memiliki banyak flagel pada masing-masing kutub atau ujung
sel.
Perkembangbiakan
Virus (Replikasi Virus)
Virus hanya dapat bereproduksi atau replikasi dalam sel hidup atau jaringan hidup lain. Replikasi virus merupakan proses penggandaan virus. Proses replikasi virus dapat diamati dengan jelas pada bakteriofage yang menyerang bakteri Escherichia coli. Proses replikasi virus ada dua macam, yaitu daur litik dan daur lisogenik.
Virus hanya dapat bereproduksi atau replikasi dalam sel hidup atau jaringan hidup lain. Replikasi virus merupakan proses penggandaan virus. Proses replikasi virus dapat diamati dengan jelas pada bakteriofage yang menyerang bakteri Escherichia coli. Proses replikasi virus ada dua macam, yaitu daur litik dan daur lisogenik.
1.
Daur Litik (pecah)
Pada daur litik, virus akan menghancurkan sel hospes (sel yang ditumpanginya) setelah selesai melakukan replikasi. Daur litik terjadi dalam beberapa tahap berikut.
Pada daur litik, virus akan menghancurkan sel hospes (sel yang ditumpanginya) setelah selesai melakukan replikasi. Daur litik terjadi dalam beberapa tahap berikut.
a.
Adsorpsi
Adsorpsi
yaitu melekatnya ekor virus pada dinding sel bakteri.
b.
Penetrasi
Penetrasi yaitu ujung serabut ekor virus masuk dan menyatu dengan sel bakteri sehingga terbentuk saluran dari tubuh virus ke bakteri. Virus memasukkan materi genetiknya (asam nukleat) ke dalam bakteri melalui saluran tersebut. Kapsid virus tetap berada di luar sel bakteri. Jika telah kosong, kapsid akan terlepas dan tidak berfungsi lagi.
Penetrasi yaitu ujung serabut ekor virus masuk dan menyatu dengan sel bakteri sehingga terbentuk saluran dari tubuh virus ke bakteri. Virus memasukkan materi genetiknya (asam nukleat) ke dalam bakteri melalui saluran tersebut. Kapsid virus tetap berada di luar sel bakteri. Jika telah kosong, kapsid akan terlepas dan tidak berfungsi lagi.
c.
Eklifase
Eklifase yaitu virus mengambil alih perlengkapan metabolik sel bakteri. Selanjutnya, asam nukleat virus mengendalikan pembentukan protein dan komponen-komponen tubuh virus baru dengan menggunakan bahan yang tersedia dalam sitoplasma bakteri.
Eklifase yaitu virus mengambil alih perlengkapan metabolik sel bakteri. Selanjutnya, asam nukleat virus mengendalikan pembentukan protein dan komponen-komponen tubuh virus baru dengan menggunakan bahan yang tersedia dalam sitoplasma bakteri.
d.
Replikasi
Replikasi yaitu pembentukan bagian-bagian tubuh virus baru.
Replikasi yaitu pembentukan bagian-bagian tubuh virus baru.
e.
Perakitan
Perakitan yaitu bagian-bagian tubuh virus yang terbentuk dalam replikasi selanjutnya akan membentuk virus-virus bakteriofage yang baru.
Perakitan yaitu bagian-bagian tubuh virus yang terbentuk dalam replikasi selanjutnya akan membentuk virus-virus bakteriofage yang baru.
f.
Lisis
Lisis yaitu pecahnya sel bakteri yang mengeluarkan virus-virus baru yang akan menginfeksi bakteri dan memulai daur litik kembali.
Bagan siklus litik sebagai berikut
Lisis yaitu pecahnya sel bakteri yang mengeluarkan virus-virus baru yang akan menginfeksi bakteri dan memulai daur litik kembali.
Bagan siklus litik sebagai berikut
Keterangan :
1 = Litik
2 = Lisogenik
a1= Virus melekatkan diri pada dinding sel bakteri
a2= DNA virus masuk ke dalam sel
b = DNA virus bergabung dengan DNAbakteri
b1= DNA virus bergabung dengan DNAbakteri sehingga terbentuk profage
b2= Profage melakukan pembelahan
b3= Induksi provirus menjadi virus vegetatif
c = Pembentukan bagian-bagian tubuh virus baru
d = Perakitan virus-virus baru
e = Sel bakteri lisis
2 = Lisogenik
a1= Virus melekatkan diri pada dinding sel bakteri
a2= DNA virus masuk ke dalam sel
b = DNA virus bergabung dengan DNAbakteri
b1= DNA virus bergabung dengan DNAbakteri sehingga terbentuk profage
b2= Profage melakukan pembelahan
b3= Induksi provirus menjadi virus vegetatif
c = Pembentukan bagian-bagian tubuh virus baru
d = Perakitan virus-virus baru
e = Sel bakteri lisis
2.
Daur Lisogenik
Pada daur lisogenik, virus tidak menghancurkan sel bakteri. Asam nukleat virus tidak mengambil alih fungsi proses sintesis asam nukleat bakteri, tetapi menjadi bagian dari DNA bakteri. Adapun tahapan dalam daur lisogenik sebagai berikut.
Pada daur lisogenik, virus tidak menghancurkan sel bakteri. Asam nukleat virus tidak mengambil alih fungsi proses sintesis asam nukleat bakteri, tetapi menjadi bagian dari DNA bakteri. Adapun tahapan dalam daur lisogenik sebagai berikut.
a. Adsorpsi dan penetrasi, prosesnya sama dengan daur
litik.
b. Penggabungan yaitu asam nukleat virus bergabung atau
menyisip pada asam nukleat bakteri. Gabungan asam nukleat ini disebut profage.
c. Pembelahan, pada saat bakteri membelah diri, profage
ikut membelah sehingga menghasilkan bakteri-bakteri yang mengandung profage.
d. Sintesis, yaitu asam nukleat virus secara alami akan
memisahkan diri dari asam nukleat bakteri untuk memasuki daur litik.
Selanjutnya, asam nukleat virus akan membentuk partikel-partikel virus baru.
e. Perakitan, yaitu penyusunan partikel-partikel virus
menjadi virus-virus baru.
f. Lisis, yaitu lisisnya sel bakteri dengan mengeluarkan
virus-virus baru yang selanjutnya akan mengikuti daur litik atau lisogenik
kembali.
Bagan siklus lisogenik sebagai berikut
E. Peran Virus bagi Kehidupan
a. Virus yang Menguntungkan bagi Manusia
a. Virus digunakan untuk memproduksi interferon.
Interferon adalah protein yang dihasilkan oleh sel normal sebagai respon terhadap infeksi virus. Interferon berfungsi untuk mencegah replikasi virus pada sel hospes.
Interferon adalah protein yang dihasilkan oleh sel normal sebagai respon terhadap infeksi virus. Interferon berfungsi untuk mencegah replikasi virus pada sel hospes.
b. Profage
Profage dapat digunakan untuk mengubah fenotip bakteri sehingga bermanfaat dalam bidang kedokteran. Misalnya DNA virus digabungkan dengan gen manusia, yaitu gen penghasil antigen. Gabungan gen atau profage tersebut kemudian disambungkan ke DNA bakteri. Dengan demikian, fenotip sel bakteri mengalami perubahan. Sel bakteri tersebut mampu membuat antigen seperti halnya sel manusia.
Profage dapat digunakan untuk mengubah fenotip bakteri sehingga bermanfaat dalam bidang kedokteran. Misalnya DNA virus digabungkan dengan gen manusia, yaitu gen penghasil antigen. Gabungan gen atau profage tersebut kemudian disambungkan ke DNA bakteri. Dengan demikian, fenotip sel bakteri mengalami perubahan. Sel bakteri tersebut mampu membuat antigen seperti halnya sel manusia.
c. Virus digunakan untuk pembuatan vaksin.
Vaksin berisi patogen yang telah dilemahkan sehingga sifat patogenitasnya hilang, tetapi sifat antigenitasnya tetap. Contoh vaksin sebagai berikut.
Vaksin berisi patogen yang telah dilemahkan sehingga sifat patogenitasnya hilang, tetapi sifat antigenitasnya tetap. Contoh vaksin sebagai berikut.
·
OPV (Oral Polio Vaccine) untuk mencegah
penyakit polio.
·
HBV (Hepatitis B Vaccine) untuk mencegah
penyakit kuning.
·
HZV (Varicella Zoster Vaccine) untuk
mencegah penyakit cacar air.
·
MMR (Measles, Mumps, Rubella) untuk
mencegah penyakit cacar air, gondong, dan campak jerman.
·
Virus dapat digunakan untuk pembuatan
peta kromosom yang sangat penting bagi dunia kedokteran
·
b. Virus yang Merugikan
Virus dapat menyebabkan penyakit baik pada tumbuhan, hewan, ataupun manusia.
Virus dapat menyebabkan penyakit baik pada tumbuhan, hewan, ataupun manusia.
a. Virus yang menyerang tumbuhan
·
Virus tungro menyerang tanaman padi
melalui perantara wereng cokelat.
·
Tobacco Mosaic Virus(TMV) menyebabkan
timbulnya bercak kuning pada daun tembakau.
·
Turnip Yellow Mosaic Virus(TYMV)
menyebabkan penggulungan daun pada tanaman kapas.
·
Cucumber Mosaic Virus (CMV) menyerang
mentimun.
·
Bean Mosaic Virus (BMV) menyerang
buncis.
·
Wheat Mosaic Virus (WMV) menyerang
gandum.
·
Sugarcane Mosaic Virus (SMV) menyerang
tebu.
b. Virus yang menyerang hewan
·
New Castle Disease (NCD) menyerang saraf
unggas (tetelo).
·
Foot and Mouth Disease(FMD) menyerang
kuku dan mulut hewan pemamah biak, contohnya sapi, kambing, dan kerbau.
·
Rhabdovirus menyebabkan penyakit rabies
pada anjing, kera, dan manusia.
·
Rous Sarcoma Virus(RSV) menyebabkan
tumor pada ayam.
c. Virus yang menyerang manusia
·
Influenzavirus menyerang saluran
pernapasan.
·
Varicella zoster menyerang tubuh
sehingga menimbulkan luka cacar air pada kulit tubuh.
·
Poliovirus menyerang saraf dan otak
balita sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan.
·
Hepatitisvirus menyerang hati penderita
sehingga membengkak.
·
Rhabdovirus menyerang sistem saraf pusat
penderita.
·
Human Immunodeficiency Virus(HIV)
menyerang sel darah putih jenis limfosit T. Virus ini merupakan penyebab
penyakit AIDS.
·
Ebolavirus menyerang sel darah putih
jenis makrofag dan jaringan fibroblas.
F.
Macam-macam Infeksi Virus
Virus dapat menginfeksi inangnya dan menyebabkan berbagai akibat bagi inangnya. Ada yang berbahaya, namun ada juga yang dapat ditangani oleh sel imun dalam tubuh sehingga akibat yang dihasilkan tidak terlalu besar.
Virus dapat menginfeksi inangnya dan menyebabkan berbagai akibat bagi inangnya. Ada yang berbahaya, namun ada juga yang dapat ditangani oleh sel imun dalam tubuh sehingga akibat yang dihasilkan tidak terlalu besar.
1. Infeksi akut
Infeksi akut merupakan infeksi yang berlangsung dalam jangka waktu cepat namun dapat juga berakibat fatal. Akibat dari infeksi akut adalah:
Infeksi akut merupakan infeksi yang berlangsung dalam jangka waktu cepat namun dapat juga berakibat fatal. Akibat dari infeksi akut adalah:
·
Sembuh tanpa kerusakan (sembuh total)
·
Sembuh dengan kerusakan/cacat, misalnya polio
·
Berlanjut kepada infeksi kronis
·
Kematian
2. Infeksi kronis
Infeksi kronis merupakan infeksi virus yang berkepanjangan sehingga ada risiko gejala penyakit muncul kembali. Contoh dari infeksi kronis adalah:
Infeksi kronis merupakan infeksi virus yang berkepanjangan sehingga ada risiko gejala penyakit muncul kembali. Contoh dari infeksi kronis adalah:
·
Silent subclinical infection seumur hidup, contoh: Cytomegalovirus (CMV)
·
Periode diam yang cukup lama sebelum munculnya penyakit, contoh: HIV
·
Reaktivasi yang menyebabkan infeksi akut, contoh: shingles
·
Penyakit kronis yang berulang (kambuh), contoh: HBV, HCV;
·
Kanker, contoh: HTLV-1, HPV, HBV, HCV, HHV
No comments:
Post a Comment