A.
DASAR KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
Klasifikasi
adalah suatu cara pengelompokkan yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Sejak
zaman dahulu kala, manusia telah mencoba untuk mengelompokkan (mengklasifikasi)
hal-hal yang memiliki persamaan. Sebagai contoh, manusia selalu
mengklasifikasikan makhluk hidup. Pada awalnya, manusia hanya membedakan antara
tumbuhan dan hewan. Selanjutnya, manusia membagi lagi tumbuhan dan hewan
menjadi beberapa kelompok berdasarkan manfaatnya, misalnya bahan pangan,
tumbuhan obat, dan tumbuhan beracun.
Pada
masa kini, semua ahli biologi menggunakan suatu system klasifikasi untuk
mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur.
Kemudian, setiap kelompok tumbuhan ataupun hewan tersebut dipasangkan-pasangkan
dengan kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam
kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh Jhon Ray yang bersala dari Inggris. Namun, ide tersebut
disempurnakan oleh Carl von Linne ,
seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang pada masa sekarang dikenal dengan
nama Carolus Linnaeus.
System
klasifikasi yang pertama kali dikenalkan adalah system klasifikasi yang dibuat
oleh Aristoteles pada abad ke-4 SM.
Aristoteles mengelompokkan hewan berdasarkan kriteria tertentu, seperti cara
reproduksinya da nada tidaknya darah merah. Seorang murid Aristoteles bernama Theophrastus mengklasifikasi tumbuhan
berdasarkan kegunaan dan cara-cara penanamannya.
System
klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena sifatnya yang
sederhana dan fleksibel sehingga suatu organisme baru tetap dapat dimasukkan
dalam system klasifikasi tersebut dengan mudah. Nama-nama yang digunakan dalam
system klasifikasi Linnaeus ditulis dalam bahasa Latin karena pada zaman Linnaeus
bahasa Latin adalah bahasa yang dipakai dalam pendidikan resmi.
Klasifikasi
dapat dipelajari dalam cabang biologi yang dinamakan Taksonomi. Ilmu tersebut mempelajari identifikasi (pemberian nama)
dan klasifikasi (pengelompokkan) makhluk hidup berdasarkan aturan-aturan
tertentu.
B.
TUJUAN KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
Tujuan
klasifikasi makhluk hidup antara lain :
1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan
ciri-ciri yang dimiliki
2. Mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup
untuk membedakannya dengan makhluk hidup jenis lain
3. Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup
4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui
namanya atau belum memiliki nama.
C.
MACAM-MACAM SISTEM KLASIFIKASI
1. Sistem Artifisial atau Buatan
System
artifisial adalah klasifikasi yang menggunakan satu atau dua ciri yang mudah
diamati yang ada pada makhluk hidup. System ini disusun dengan menggunakan
ciri-ciri atau sifat-sifat yang sesuai dengan kehendak manusia atau sifat
lainnya.
Tokoh
system artifisial antara lain Aristoteles yang membagi makhluk hidup menjadi
dua kelompok, yaitu tumbuhan (Plantae) dan hewan (Animalia). Ia pun membagi
tumbuhan menjadi kelompok pohon, perdu, semak, terna, dan memanjat. Tokoh
lainnya adalah Carolus Linnaeus yang mengelompokkan tumbuhan berdasarkan alat
reproduksinya.
2. System Alami
Klasifikasi
system Alami dirintis oleh Michael Adam dan
Jean Baptis de Lamarck. sistem ini
menghendaki terbentuknya kelompok-kelompok takson yang alami. Artinya
anggota-anggota yang membentuk unit takson terjadi secara alamiah atau
sewajarnya seperti yang dikehendaki oleh alam.
System
klasifikasi alami menggunakan dasar persamaan dan perbedaan morfologi (bentuk
luar tubuh) secara alami atau wajar. Contoh, hewan berkaki empat, tidak
berkaki, hewan bersayap, hewan bersirip, hewan berbulu, hewan bersisik dan
berambut. Sementara itu, pada tumbuhan, ada kelompok tumbuhan berkeping dua dan
tumbuhan berkeping satu.
3. System Filogenetik
System
ini pertama kali dikemukakan oleh Charles
Darwin. Menurut Darwin, terdapat hubungan antara klasifikasi dan evolusi.
System filogenetik disusun berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antara takson
yang satu dan lainnya. Selain mencerminkan persamaan dan perbedaan sifat
morfologi, anatomi, ataupun fisiologinya, system ini pun menjelaskan mengapa
semua makhluk hidup memiliki kesamaan molekul dan biokimia, tetapi berbeda-beda
dalam bentuk susunan dan fungsinya.
D.
PROSES KLASIFIKASI
1.
Pencandraan (Identifikasi)
Mencandra
adalah mengidentifikasi atau mendeskripsikan ciri-ciri suatu makhluk hidup yang
akan diklasifikasikan. Untuk mencandra atau mengidentifikasi makhluk hidup yang
baru saja dikenal, kita memerlukan alat pembanding. Alat pembanding tersebut
dapat berupa gambar, specimen, hewan atau tumbuhan yang sudah diketahui
namanya, serta kunci identifikasi. Kunci identifikasi disebut juga kunci
determinasi.
Salah
satu kunci identifikasi adalah kunci analisis menggunakan ciri taksonomi yang
saling berlawanan. Tiap langkah dalam kunci tersebut dinamakan kuplet yang
terdiri atas dua bait pernyataan atau lebih. Kedua bait tersebut berisi dua
ciri yang saling berlawanan sehingga disebut kunci dikotomis.
Dalam
emnggnakan kunci determinasi, setiap spesies yang akan diidentifikasi
dihadapkan pada dua ciri-cri morfologi yang salah satunya paling sesuai dengan
spesies tersebut. Apabila sudah diperoleh ciri-ciri yang sesuai dengan spesies
tersebut, kita kemudian menuju ciri-ciri berikutnya, sesuai dengan angka yang
tercantum di belakang ciri-ciri tersebut. Demikian seterusnya, sampai diperoleh
nama spesies tersebut.
Untuk
lebih memahami cara penggunaan kunci determinasi, perhatikan contoh berikut
ini. Gunakan kunci determinasi sederhana berikut untuk mengidentifikasi
Vertebrata pada gambar 1.1.
Kunci
determinasi untuk gambar 1.1.
1. a. Vertebrata yang memiliki rambut atau bulu
……………………….. ke nomor 2
b.
Vertebrata yang tidak memiliki rambut atau bulu …………...... ke nomor 3
2. a. Rambut atau kumis tumbuh di wajah atau tubuh
……………….. Mammalia
b.
Bulu menutupi hampir seluruh tubuh …………………………………. Aves
3. a. Tubuh ditutupi sisik …………………………………………………………….. Ke
nomor 4
b.
Tubuh tidak bersisik; kulit basah dan tipis …………………………… Amphibia
4. a. Bernapaas dengan paru-paru; bertelur di darat …………………..
Reptilia
b.
Bernapas dengan insang; bertelur di air …………………………….. Pisces
Perhatikan
gambar 1.1 (a) dengan seksama. Pilihlah pernyataan (ciri-ciri morfologi) pada
petunjuk 1 yang sesuai dengan gambar hewan di atas. Anda akan melihat hewan
tersebut tidak memiliki rambut atau bulu sehingga Anda harus menuju petunjuk 3.
Ikuti terus petunjuk-petunjuk tersebut hingga Anda sampai pada kelompok tempat
hewan tersebut tergabung. Hewan tersebut adalah buaya sehingga ia termasuk
kelompok Reptilia. Tulislah nomor-nomor dari tiap petunjuk yang Anda gunakan
beserta nama kelompoknya. Misalnya, hewan (a) memiliki ciri-ciri yang sesuai
dengan nomor 1.b, 3.a., dan 4.a.: kelompok Reptilia.
2.
Pengelompokan
Setelah
diketahui ciri-cirinya, suatu makhluk hidup dapat dikelompokkan dengan makhluk
hidup lain yang memiliki ciri-ciri serupa. Makhluk–makhluk hidup dengan
ciri-ciri serupa dikelompokkan dalam unit-unit yang disebut takson. Takson merupakan kelompok atau
unit yang terbentuk sebagai hasil klasifikasi makhluk hidup. Menurut kesepakatan
internasional, ada tujuh tingkat takson yang disusun dari tingkat tinggi hingga
tingkat rendah. Makin rendah tingkat takson, makin sedikit anggota takson
tersebut tetapi makin banyak persamaan ciri-ciri yang dimiliki anggotanya.
Kita
ambil contoh suatu kelompok hewan terdiri atas kerbau, sapi, belalang, capung,
siput, merpati, ular, buaya, kucing, harimau, udang, dan kelinci. Hewan-hewan
tersebut dapat kita bagi menjadi dua kelompokk, yaitu :
a. Kelompok A, yang terdiri atas hewan-hewan bertulang belakang,
antara lain kerbau, sapi, merpati, ular, buaya, kucing, harimau, dan kelinci;
b. Kelompok B, yang terdiri atas hewan-hewan tidak bertulang
belakang, antara lain belalang, capung, siput, dan udang.
Kemudian
kelompok A dapat kita bagi lagi menjadi
a. Kelompok A1,
yang terdiri atas hewan-hewan
menyusui,, yaitu kerbau, sapi, kucing, harimau, dan kelinci;
b. Kelompok B2,
yang terdiri atas hewan-hewan melata,
yaitu buaya, dan ular.
Kelompok
A, dapat kita bagi lagi menjadi
a. Kelompok A11,
yang terdiri atas hewan-hewan pemakan
daging, yaitu harimau dan kucing;
b. Kelompok A12,
yang terdiri atas hewan-hewan pemakan
tumbuhan, yaitu sapi, kerbau, dan kelinci.
3.
Pemberian Nama Takson
Contoh
pemberian nama takson adalah sebagai berikut.
a. Kelompok A diberi nama VERTEBRATA
karena semua anggotanya memiliki tulang belakang (vertebrae)
b. Kelompok A1
diberi nama Mammalia karena semua anggotanya mempunyai kelenjar susu (glandula
mammae) untuk menyusui anaknya.
c. Kelompok A11
diberi nama karnivora karena semua anggotanya adalah pemakan daging (carn = daging; vor =memakan)
E.
Tingkatan Takson dalam Sistem Klasifikasi
1.
Kingdom (Dunia atau Kerajaan)
Kindom
merupakan tingkatan taskon tertinggi untuk makhluk hidup. Kebanyakan ahli
biologi sependapat bahwa makhluk hidup di muka bumi ini dikelompokkan menjadi
lima kingdom. System klasifikasi lima kingdom ini diusulkan oleh Robert Whittaker pada tahun 1969 dan
msih digunakan hingga saat ini. Kelima kingdom tersebut adalah Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
Beberapa
sumber referensi kini membagi organisme prokariota (Monera) menjadi kingdom Archaebacteria dan kingdom Eubacteria sehingga terdapat
enam kingdom. Bahkan, ada pula usulan untuk menetapkan delapan atau lebih
kingdom.
2.
Filum atau Divisi (Keluarga Besar)
Nama
“Filum” hanya digunakan untuk dunia hewan, sedangkan dunia tumbuhan menggunakan
nama “divisi”. Filum atau divisi terdiri atas organisme-organisme yang memiliki
satu atau dua persamaan ciri.
3.
Kelas
Setiap
filum atau divisi memiliki beberapa kelompok takson yang lebih rendah yang
disebut kelas.
4.
Ordo (Bangsa)
Setiap
kelas, baik tumbhan maupun hewan, terdiri atas beberapa ordo. Pada dunia
tumbuhan nama ordo umumnua diberi akhiran –ales.
5.
Family (Suku atau Keluarga)
Family
adalah suatu kelompok organisme yang berkerabat dekat dan memiliki banyak
persamaan ciri. Nama family untuk tumbuhan diberi akhiran –aceae. Adapun nama family
untuk hewan biasanya diberi akhiran –idea.
6.
Genus (Marga)
Genus
adalah nama takson yang lebih rendah daripada family. Beberapa genus membentuk
satu family. Nama genus terdiri atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan
huruf capital, dan seluruh huruf dalam kata tersebut dicetak dengan huruf
miring atau dibedakan dengan huruf lainnya.
7.
Spesies (Jenis)
Spesies
atau jenis merupakan tingkatan takson yang paling rendah yang menjadi unit
dasar klasifikasi. Spesies adalah suatu kelompok yang dapat melakukan perkawinan
antarsesamannya untuk menghasilkan keturunan yang subur (fertile).
Dalam
pemberian nama suatu spesies , para biologiwan menggunakan metode binomial nomenclature untuk memberi nama
setiap makhluk hidup. Aturan pemberian nama suatu jenis makhluk hidup adalah
sebagai berikut :
a. Nama spesies terdiri atas dua kata, kata pertama
merupakan bama genud, sedangkan kata kedua merupakan penunjuk jenis .
b. Huruf pertama nama genus ditulis dengan huruf capital,
sedangkan huruf pertama nama penunjuk jenisnya ditulis dengan huruf kecil.
c. Nama spesies menggunakan bahasa Latin atau yang
dilatinkan.
d. Nama spesies harus ditulis berbeda dengan huruf-huruf
lainnya. Misalnya jika dalam suatu teks hurufnya normal (tegak), nama spesies
harus dicetak miring (italic). Demikian
pula sebaliknya. Nama spesies juga dapat ditulis dengan cara diberi garis bawah
pada setiap katanya.
e. Jika nama spesies tumbuhan terdiri atas lebih dari dua
kata, kata kedua dan berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung. Misalnya kembang sepatu ditulis Hibuscus rosasinensis atau Hibiscus rosa-sinensis.
f.
jika nama spesies
hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan nama spesies, melainkan nama subspecies (anak jenis).
g. Nama spesies juga mencantumkan inisial pemberi nama
spesies tersebut misalnya jagung (Zea
mays L.). huruf L tersebut merupakan inisial dari Linnaeus.
No comments:
Post a Comment