Thursday, 24 October 2019

GENRE SASTRA


Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, dan penyusunan larik ataupun bait. Puisi Indonesia dibedakan atas puisi lama, puisi baru, dan puisi kontemporer.
1.        Pengertian Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan atau puisi yang dibatasi oleh aturan tertentu.
Aturan di dalam puisi lama tersebut adalah
a.       Jumlah kata dalam satu baris;
b.      Jumlah baris dalam satu bait;
c.       Persajakan (rima);
d.      Banyak suku kata tiap baris, dan
e.       Irama

Ciri-ciri puisi lama:
a.         Merupaka puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya;
b.         Disampaikan lewat mulut ke mulut, merupakan sastra lisan;
c.         Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris dalam tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.

Jenis puisi lama
a.         Mantra merupakan ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan ghaib.
b.         Pantun merupakan puisi yang tiap bait ada 4 baris
c.         Karmina merupakan pantun kilat seperti pantun tetapi lebih pendek
d.        Gurindam adalah puisi yang terdiri dari 2 baris, bersajakkan a-a-a-a, dan berisikan nasehat
e.         Seloka adalah pantun berkait yang ditulis menggunakan bentuk syair atau pantun, bias empat baris atau lebih
f.          Syair merupaka puisi yang terdiri atas 4 baris, bersajakkan a-a-a-a, dan berisikan nasehat-nasehat atau cerita
g.         Talibun adalah pantun genap yang setiap bait terdiri atas 6/8/10 baris


Pantun
Pantun merupakan bentuk puisi asli Indonesia. Pada awalnya pantun berasal dari daerah Minangkabau (Sumatera Barat)
Pantun adalah puisi lama yang terikat oleh syarat-syarat berikut :
a.         Setiap bait terdiri atas empat larik;
b.         Setiap larik terdiri atas 4 sampai 6 kata atau delapan sampai dua belas suku kata;
c.         Berima (bersajak a-b-a-b);
d.        Baris pertama dan kedua merupaka sampiran;
e.         Baris ketiga dan keempat merupaka isi;
f.          Larik pertama dan ketiga mempunyai bunyi akhir yang sama;
g.         Larik kedua dan keempat mempunyai bunyi akhir yang sama;
h.         Isi pantun mengungkapkan suatu perasaan.
Contoh :
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

Berdasarkan isi dan maksudnya, pantun dapat dibedakan sebagai berikut :
1.         Pantun Anak-anak
a.    Pantun Berduka cita
Contoh :
Anak nelayan menangkap pari
Sampainya karam terlanggar karang
Sungguh malang nasibku ini
Ayah pergi ibu berpulang

b.    Pantun Bersuka cita
Contoh :
Dibawa itik pulang petang
Dapat di rumput bilang-bilang
Melihat ibu sudah dating
Hati cemas menjadi hilang

c.    Pentun Jenaka
Contoh :
Banyak pemandangan alam di desa
Tapi kulihat ada gubuk rusak
Sakit perut sebab tertawa
Melihat anjing duduk berbedak

d.   Pantun Teka-Teki
Contoh :
Burung gelatik cepat terbangnya
Hendak hinggap di pohon randu
Kalau tertarik pada orangnya
Apakah gerangan artinya itu

2.    Pantun Orang Muda
a.    Pantun Perkenalan
Contoh :
Biduk kecil biduk bercadik
Telah bertolak dari pangkalan
Kalau berkenan di hati adik
Bolehlah hendak kakak hendak berkenalan

b.    Pantun Berkasih-Kasihan
Contoh :
Kalau tuan mandi dahulu
Ambilkan saya bunga kamboja
Kalau tuan maati dahulu
Nantikan saya di pintu surga

c.    Pantun Percintaan
Contoh :
Pergi ke took beli bedak
Sesampainya lupa bawa uang
Makan tak enak tidur tak nyenyak
Teringat dinda seorang

d.   Pantun Perpisahan
Contoh :
Empat lima enam tujuh
Di tambah dua jadi Sembilan
Adik jauh kakanda jauh
Kalau rindu sama renungkan

3.    Pantun Orang Tua
a.    Pantun Nasihat
Contoh :
Jalan-jalan ke kota Blitar
Jangan lupa membeli sukun
Jika kamu ingin pintar
Belajarlah dengan tekun

b.    Pantun Adat
Contoh :
Pisang emas bawa berlayar
Masak sebiji dalam peti
Utang emas boleh dibayar
Utang budi dibawa mati

c.    Pantun Budi
Contoh :
Ibu ayah segera datang
Datang membawa buah manga
Jangan lupa kebaikan orang
Kebaikan orang sangat berharga

d.   Pantun Kepahlawanan
Contoh :
Redup bintang hari pun subuh
Subuh tiba bintang tak Nampak
Hidup pantang mencari musuh
Musuh tiba pantang di tolak

e.    Pantun Agama
Contoh :
Kemumu di dalam semak
Jatuh melayang selarasnya
Meskipun ilmu setinggi tegak
Tidak sembahyang apa gunanya

f.     Pantun Peribahasa
Contoh :
Kehulu memotong pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Jangan jadi sesat kemudian


No comments:

Post a Comment

GETARAN - IPA KELAS 8 SEMESTER GENAP

Apakah Bunyi itu? Bagaimana manusia dapat mendengar? Proses mendengar merupakan salah satu akibat yang ditimbulkan oleh adanya “Getaran” da...