Memang sulit
untuk membayangkan bahwa kita masing-masing memulai kehidupan sebagai sebuah
sel tunggal yang berukuran sebesar titik pada akhir kalimat ini. Kurang dai
sebulan setelah kontrasepsi, otak kita sudah terbentuk dan jantung kita yang
sedang berkembang telah mulai berdenyut. Hanya diperlukan total waktu sekitar
sembilan bulan-kurang lebih sama dengan lama waktu sekolah dalam setahun-untuk
berubah wujud dari zigot menjadi bayi manusia, yang dibangun dari miliaran
sel-sel terdiferensiasi yang diatur dan diorganisasikan menjadi jaringan dan
organ yang mempunyai fungsi khusus.
Dengan memadukan
genetika molekuler dengan pendekatan klasik terhadap embriologi, para ahli
biologi perkembangan sekarang sedang mulai mennajwab banyak pertanyaan mengenai
bagaimana sebuah sel telur yang dibuahi menjadi seekor hewan tertentu.
Fertilisasi mengaktifkan sel telur dan menyatukan nukleus sperma dan nukleus sel telur
Fertilisasi mengaktifkan sel telur dan menyatukan nukleus sperma dan nukleus sel telur
Gamet,
yaitu sperma dan sel telur yang menyatu selama fertilisasi atau pembuahan,
merupakan jenis sel yang sangat terspesialisasi yang dihasilkan melalui
serangkaian peristiwa perkembangan yang kompleks dala testis dan ovarium induk.
Fungsi utama fertilisasi adalah untuk menyatukan kumpulan kromosom haploid dari
dua individu menjadi sebuah sel diploid tunggal, yaitu zigot.
1. Reaksi Akrosomal
Reaksi akrosomal ini
melepaskan enzim-enzim hidrolitik yang membuat struktur yang memanjang yang
disebut penjuluran akrosomal mampu menembus lapisan jeli sel telur tersebut.
Ujung penjuluran akrosomal itu dilapisi oleh protein yang menempel ke molekul
reseptor spesifik yang berada di lapisan vitelin di luar membran plasma sel
telur.
Reaski akrosomal
menyebabkan penyatuan membran plasma sel telur dan sel telur dan masuknya satu
nukleus sperma ke dalam sitoplasma sel telur itu. Penyatuan membran menimbulkan
respons listrik yang mirip neuron oleh mebran plasma sel telur tersebut.
Saluran ion membuka, sehingga ion natrium dapat mengalir ke dalam sel telur dan
mengubah potensial membran. Depolarisasi membran disebut juga sebagai pemblokiran cepat terhadap
polispermia karena peristiwa tersebut mencegah lebih dari satu sel
sperma menyatu dengan membran plasma sel telur. Tanpa pemblokiran itu,
fertilisasi ganda akan terjadi dan mengakibatkan kelainan jumlah kromosom dan
mitosis abnormal.
Peristiwa
yang mengikuti pertemuan tunggal dengan sel telur menjamin bahwa hanya satu
nukleus sperma yang memasuki sitoplasma sel telur.
1.
Sel
sperma mengadakan kontak dengan lapisan pembungkus sel telur yang seperti jeli.
2.
Reaksi
akrosomal dimulai dengan pembebasan enzim hidrolitik dari akrosom yang ada pada
kepala sperma. Enzim itu menggali lubang pada lapisan pembungkus tersbut, sementara
pertumbuhan filamen aktin menghasilkan penonjolan dari kepala sperma, yaitu
penjuluran akrosomal.
3.
Penjuluran
akrosomal memanjang melalui lapisan pembungkus tersebut dan berikatan dengan
reseptor pada lapisan vitelin sel telur. Enzim pada penjuluran akrosomal
kemungkinan mencerna dan membuat lubang pada lapisan vitelin itu, dan
penjuluran akrosomal emngadakan kontak dengan membran plasma sel telur.
4.
Membran
plasma sperma dan sel telur menyatu, dan
5.
Nukleus
sperma memasuki sitoplasma sel telur. Penyatuan membran gamet itu memicu baik
perubahan listrik pada membran plasma sel telur tersebut maupun reaksi
kortikal, yang menghambat masuknya sperma lain.
6.
Dalam
reaksi kortikal, butiran kortikal pada sel telur menyatu dengan membran plasma
dan membebaskan enzim dan makromolekul lain yang memisahkan lapisan vitelin
dari membran plasma dan mengeraskannya. Lapisan vitelin menjadi membran
fertilisasi yang kedap (tidak dapat ditembus) sperma
2. Reaksi Kortikal
Pengaruh
utama lain penyatuan membran plasma sel telur dengan sperma adalah reaksi kortikal, yaitu serangkaian perubahan di zona bagian
luar (korteks) sitoplasma sel. Penyatuan sperma dengan sel telur memicu suatu
jalur transduksi sinyal yang menyebabkan retikulum endoplasmik (RE) sel telur
itu membebaskan kalsium (Ca2+) ke dalam sitosol. Pembebasan kalsium
dari RE dimulai pada tempat masuknya sperma dan kemudian menjalur dalam bentuk
gelombang diseluruh sel telur yang dibuahi tersebut.
Fertilisasi
pada Mammalia
Sel
telur mamalia diselubungi oleh sel-sel folikel yang dilepaskan dan dibebaskan
bersama dengan sel telur itu selama ovulasi. Sebuah sel sperma yang
dikapasitasi harus bermigrasi melalui lapisan sel folikel ini sebelum mencapai
zona pelusida, atau matriks ekstraseluler sel telur. Zona pelusida terdiri atas
3 glikoprotein berbeda yang membentuk filamen yang berikatan dengan molekul
komplementer pada permukaan kepala sperma.
1.
Sperma
bermigrasi melalui lapisan pembungkus sel folikelndan berikatan dengan molekul
reseptor pada zona pelusida sel telur.
2.
Pengikatan
tersebut menginduksi reaksi akrosomal, dimana sperma membebaskan enzim-enzim
pencernaan ke dalam zona pelusida.
3.
Dengan
bantuan enzim hidrolitik ini, sperma mencapai membran plasma sel telur, dan
protein membran plasma sperma berikatan dengan reseptor pada membran sel telur.
4.
Membran
plasma menyatu, yang memungkinkan isi sel sperma memasuki sel telur.
5.
Enzim
dibebaskan selama reaksi kortikal sel telur mengeraskan zona pelusida, yang
sekarang berfungsi sebagai penghambat terjadinya polispermia.
No comments:
Post a Comment