Dalam penelitian
dengan metode eksperimen, ada beberapa langkah yang harus dilakukan agar dapat
memperoleh hasil yang maksimal. Langkah-langkah tersebut antara lain :
1.
Merumuskan Masalah
Sebelum melakukan penelitian, langkah awal yang harus dikerjakan
adalah merumuskan masalah. Masalah adalah peristiwa atau keadaan yang tidak
kita inginkan sehingga kita berusaha untuk mengatasinya.
Masalah penelitian dapat diperoleh dari berbagai sumber, antara
lain dari literature (dapat berupa buku, majalah, artikel, jurnal ilmiah, atau
skripsi). Masalah dapat pula ditemukan dari pengamatan sehari-hari, misalnya
mengapa padi di sawah terserang hama wereng, mengapa ikan di kolam terserang
penyakit, dan mengapa tanaman di kebun sulit tumbuh.
Masalah yang ada selanjutnya kita buat rumusan sehingga disebut Rumusan Masalah. Rumusan Masalah merupakan suatu pernyataan rinci, lengkap, dan
jelas mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti. Rumusan masalah
yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain sebagai berikut :
a.
Dinyatakan dalam
Bentuk Kalimat Tanya
Contoh :
1.
Apakah pemberian
vitamin C berpengaruh terhadap pertubuhan anak ayam?
2.
Apakah dosis
pemupukan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman padi?
b.
Mengisyaratkan
Peubah (variabel) yang akan Diteliti
Variable atau peubah adalah factor atau unsur yang ikut menentukan
perubahan. Pada contoh di atas tersirat ada hubungan antara dosis vitamin C dan
pertumbuhan anak ayam (dosis vitamin C sebagai Variabel bebas dan pertumbuhan anak ayam sebagai Variabel terikat). Variable bebas adalah hal atau factor yang mempengaruhi, sebaliknya
Variabel terikat adalah factor yang
dipengaruhi.
Variable yang dinyatakan dalam rumusan masalah harus dapat diukur.
Pada contoh di atas, dosis Vitamin C, dosis pupuk, pertumbuhan anak ayam, dan
pertumbuhan padi merupakan variable yang dapat diukur.
c.
Dinyatakan secara
eksplisit (Gamblang), singkat, dan jelas
Kalimat “Apakah pemberian dosis vitamin C berpengaruh terhadap
pertumbuhan anak ayam ?” merupakan contoh kalimat yang jelas, singkat dan
eksplisit.
2.
Membuat Hupotesis
Hipotesis adalah dugaan atau “jawaban” sementara mengenai suatu
hal atau permasalahan yang akan dibuktikan kebenarannya melalui data-data atau
fakta-fakta hasil penelitian. Pada umumnya, hipotesis menunjuk pada hubungan
antara dua variable atau lebih. Hipotesis dapat dibagi menjadi dua, yaitu
hipotesis nol dan hipotesis alternative.
a.
Hipotesis Nol
(H0)
Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh
antara satu variable dan variable yang lain.
b.
Hipotesis alternative
(H1)
Hipotesis alternative adalah hipotesis yang menyatakan adanya
pengaruh antara variable yang satu dan variable yang lain.
Contoh :
Rumusan masalah : Apakah pemberian dosis vitamin
C berpengaruh terhadap pertumbuhan anak ayam?
Variabel bebas :
Dosis vitamin C
Variabel terikat :
Pertumbuhan anak ayam
Hipotesis nol
(H0) : Tidak ada
pengaruh pemberian dosis vitamin C terhadap pertumbuhan anak ayam
Hipotesis alternatif
(H1) : Ada pengaruh
pemberian dosis vitamin C terhadap pertumbuhan anak ayam
Apakah setiap penelitian harus
ada hipotesisnya ? jawabannya tidak. Hal tersebut terjadi jika peneliti belum
dapat menentukan dugaan sementara terhadap hasil yang akan diperoleh sehingga
dia tidak perlu membuat hipotesis. Beberapa penelitian yang tidak perlu
menggunakan hipotesis, antara lain penelitian deskriptif, penelitian historis,
pelacakan dan penelitian eksplorasi. Sebagai contoh adalah penelitian tentang
inventarisasi tumbuh-tumbuhan di cagar alam. Di sini peneliti hanya mendata
jenis-jenis tanaman yang hidup di cagar alam tersebut.
3.
Mengumpulkan
Data
Penelitian dilakukan untuk memperoleh data yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis. Data adalah informasi atau keterangan,
baik kuantitatif maupun kualitatif, yang menunjukkan fakta. Data kualitatif adalah data yang
berbentuk bukan angka dan tidak dapat dinyatakan dengan angka. Contohnya hasil
pengamatan dengan menggunakan alat indra menghasilkan data berupa warna,
bau/aroma, rasa dan tekstur objek.
Data kuantitatif adalah data yang diperoleh
melalui pengamatan dengan menggunakan alat ukur dan dapat dinyatakan dengan
angka. Pengambilan data kuantitatif harus menggunakan alat ukur dan satuan
pengukuran yang bersifat universal, artinya berlaku dan dapat diterima di
seluruh dunia.
Berdasarkan sumbernya, data dapat pula dibedakan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh seorang
peneliti langsung dari objeknya, sedangkan data
sekunder adalah data yang diperoleh seorang peneliti secara tidak lngsung
dari objeknya, tetapi melalui sumber lain, baik lisan maupun tertulis.
4.
Menganalisis
Data
Nilai-nilai hasil pengamatan atau pengukuran disebut data. Data yang
belum diolah dinamakan data mentah. tahap
pengolahann data diawali dengan pengelompokkan dan penyajian sesuai dengan
kelompoknya. Kemudian, data diolah dengan cara membuat diagram serta analisis statistic.
5.
Membuat Kesimpulan
Dalam membuat simpulan, peneliti harus memerhatikan hipotesis yang
diajukan serta data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian. Data-data penelitian
yang telah dianalisis digunakan untuk menguji hipotesis mana yang diterima
sehingga kita dapat menarik simpulan dengan benar.