Thursday 8 February 2018

SISTEM EKSKRESI



SISTEM EKSKRESI
I.     SISTEM EKSKRESI PADA INVERTEBRATA
Sistem ekskresi merupakan suatu sistem yang menyelenggarakan pengeluaran zat-zat sisa. Zat-zat sisa ini merupakan hasil metabolisme dalam tubuh yang sudah tidak berguna lagi.

Sistem ekskresi pada Invertebrata masih sederhana. Walaupun demikian, sisa-sisa metabolisme itu harus tetap dikeluarkan. Berikut ini adalah uraian beberapa sistem ekskresi pada hewan Invertebrata.
1.    Sistem Ekskresi pada Planaria
Alat ekskresi cacing pipih, seperti Planaria, adalah sel api (flame cell). Disebut sel api karena organ pengeluaran sisa metabolisme ini memiliki rambut (silia) yang bergerak seperti api. Sisa-sisa metabolisme akan dikeluarkan melalui pori-pori.


 











2.    Sistem Ekskresi pada Cacing Tanah
Alat ekskresi pada Cacing tanah berbeda dengan Planaria.Cacing tanah memiliki alat ekskresi yang disebut Nefridium. Nefridium terdapat pada setiap ruas tubuh cacing tanah. Akan tetapi, tiga ruas pertama dan satu ruas terakhir tidak memiliki nefridium.

Pangkal Nefridium disebut Nefrostom. Adapun bagian ujung nefridiun disebut Nefridiofor yang merupakan lubang pengeluaran. Pada setiap nefrostom terdapat silia yang berfungsi mendorong sisa metabolisme dari darah menuju nefridium.  
3.    Sistem Ekskresi pada Serangga
Serangga memiliki alat pengeluaran khusus yang dinamakn pembuluh Malpighi. Pembuluh Malpighi ini berfungsi untuk menyaring sisa metabolisme. Hasil penyaringan ini diserap dari cairan jaringan oleh buluh malpighi bagian ujung dorsal. Selanjutnya, cairan ini akan masuk kebagian proksimal pembuluh Malpighi dan membentuk kristal asam urat. Kemudian, cairan akan masuk ke usus belakang. Akhirnya, cairan keluar bersama feses.


II.      SISTEM EKSKRESI PADA VERTEBRATA
Ginjal merupakan alat ekskresi yang utama pada vertebrata. Alat ekskresi lain selain ginjal, yakni kulit, paru-paru, dan hati. Pada vertebrata terdapat beberapa tipe ginjal, yakni pronefros, opistonefros, mesonefros, dan metanefros. Pronefros merupakan ginjal yang berkembang pada fase embrio atau larva. Selanjutnya, pronefros akan berubah menjadi mesonefros dan kemudian menjadi metanefros. Opistonefros merupakan tipa ginjal yang terdapat pada hewan Amphibia dan Pisces.

1.    Sistem Ekskresi pada Pisces
Alat ekskresi ikan berupa ginjal yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu pronefros dan mesonefros. Pronefros dan mesonefros disebut opistonefros yang merupakan ginjal pada ikan. Urine dikeluarkan melalui lubang urogenital. Karbon dioksida yang berasal dari ikan dikeluarkan melalui insang ke air. Pada ikan yang bernafas dengan pulmosis (ikan paru-paru), CO2 dikeluarkan melalui pulmosis.

Mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air tawar dan air laut berbeda. Ikan yang hidup di air tawar mengekskresikan amonia dan aktif menyerap ion anorganik melalui insang. Kemudian, ikan ini megaluarkan urine dalam volume besar (Campbel, et al.,2006:508).

Pada ikan yang hidup di air laut, sampah nitrogen yang diekskresikan kurang beracun. Zat yang diekskresikan antara lain trimetilamin oksida dan ion-ion. Zat trimetilamin oksida adalah zat yang mebuat ikan berbau amis, karena ikan air laut tidak memiliki glomerulus. Zat yang diekskresikan dikeluarkan melalui insang, ikan air laut juga mengeluarkan urine, tetapi jumlahnya sedikit.



 









Osmoregulasi Pada Ikan Air Tawar
Ikan-ikan yang hidup di air tawar mempunyai cairan tubuh yang bersifat hiperosmotik terhadap lingkungan, sehingga air cenderung masuk ke tubuhnya secara difusi melalui permukaan tubuh yang semipermeabel. Bila hal ini tidak dikendalikan atau diimbangi, maka akan menyebabkan hilangnya garam-garam tubuh dan mengencernya cairan tubuh, sehingga cairan tubuh tidak dapat menyokong fingsi-fungsi fisiologis secara normal.

Ginjal akan memompa keluar kelebihan air tersebut sebagai air seni. Ginjal mempunyai glomeruli dalam jumlah banyak dengan diameter besar. Ini dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar dan sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya.

Ketika cairan dari badan malpighi memasuki tubuli ginjal, glukosa akan diserap kembali pada tubuli proximalis dan garam-garam diserap kembali pada tubuli distal. Dinding tubuli ginjal bersifat impermiable (kedap air).

Air seni yang dikeluarkan ikan sangat encer dan mengandung sejumlah kecil senyawa nitrogen, seperti:
1)   Asam Urat
2)   Creatine
3)   Creatinine
4)   Amonia
Meskipun air seni mengandung sedikit garam, keluarnya air yang berlimpah menyebabkan kehilangan garam dengan jumlah yang cukup besar. Garam-garam juga hilang karena proses difusi dari tubuh. Kehilangan garam ini juga diimbangi dengan garam-garam yang terdapat pada makanan dan penyerapan aktif melalui insang.
Pada golongan ikan Teleositer terdapat gelembung air seni untuk menampung air seni. Disini dilakukan kembali penyerapan terhadap ion-ion. Dinding gelembung air seni bersifat impermiable terhadap air.

Osmoregulasi Pada Ikan Air Laut
Ikan laut hidup pada lingkungan yang hipertonik terhadap jaringan dan cairan tubuhnya, sehingga cenderung kehilangan air melalui kulit dan insang, dan kemasukan garam-garam.

Untuk mengatasi kehilangan air, ikan meminum air laut sebanyak-banyaknya. Dengan demikian, berarti kandungan garam akan meningkat dalam cairan tubuh. Padahal, dehidrasi dicegah dengan proses ini dan kelebihan garam harus dihilangkan.

Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi osmotik untuk mempertahankan air, volume air seni pada ikan air laut lebih sedikit dibandingkan pada ikan air tawar. Tubuli ginjal mampu berfungsi sebagai penahan air. Jumlah glomeruli ikan laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil daripada ikan air tawar.

Kira-kira 90% hasil buangan nitrogen yang dapat disingkirkan melalui insang, sebagian besar berupa amonia dan sejumlah kecil urea. Meskipun demikian, air seni masih mengandung sedikit senyawa tersebut.

Air seni Osteichthyes mengandung:
1)   Creatine
2)   Creatinine
3)   Senyawa Nitrogen
4)   Trimetilaminoksida (TMAO)

2.    Sistem Ekskresi pada Aves
Bangsa burung memiliki alat ekskresi berupa ginjal metanefros, paru-paru dan kulit. Urine yang terbentuk keluar dari vesica urinaria ke kloaka. Karbon dioksida yang dikeluarkan melalui hidung berasal dari paru-paru. Burung mengeluarkan keringat melalui kulit walau dalam jumlah yang relatif sedikit. Pada burung zat yang diekskresikan berupa asam urat dan garam. Pada burung laut yang banyak meminum air laut dan makan ikan laut banyak mengandung garam dan memiliki kelenjar pengekskresi garam di atas mata.



 












Larutan garam mengalir kerongga hidung yang selanjutnya keluar lewat nares (lubang hidung). Ekskresi garan tersebut akhirnya akan menetes dari ujung paruh.

III.   Sistem Ekskresi Manusia
Makhluk hidup menghasilkan zat-zat sisa yang harus dikeluarkan. Zat ini dapat menjadi racun jika tidak dikeluarkan oleh tubuh. Proses pengeluaran zat sisa dari tubuh antara lain dengan sekresi, ekskresi dan defekasi.

Sekresi merupakan suatu proses pengeluaran zat yang berbentuk cairan oleh sel-sel atau kelenjar. Cairan tersebut masih dimanfaatkan oleh tubuh untuk proses metabolisme. Cairan tersebut misalnya enzim dan hormon.
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme dari tubuh yang sudah tidak dapat digunakan lagi seperti pengeluaran urine, pengeluaran keringat, dan pengeluaran CO2 dari tubuh.
Defekasi merupakan pengeluaran feses dari tubuh. Proses defekasi tidak dimasukkan ke dalam ekskresi karena feses yang dikeluarkan bukan hasil metabolisme dalam sel melainkan sisa pencernaan.

Seperti telah dikemukakan, alat ekskresi manusia adalah paru-paru, ginjal, kulit dan hati. Paru-paru sebagai alat ekskresi telah dibahas lebih lengkap dalam sistem pernapasan. Uraian berikut membahas alat-alat ekskresi yang lain.
1.      Ginjal
Dalam tubuh terdapat sepasang ginjal yang berada disekitar tulang pinggang. Ginjal berbentuk seperti kacang merah. Ginjal nerfungsi menyerap atau menyaring sampah yang terdapat dalam darah.

Ginjal mendapat percabangan pembuluh darah dari aorta berupa arteri renalis dan dari vena cava inferior berupa vena renalis. Dari ginjal terdapat saluran ginjal atau ureter yang bermuara pada kantung kemih atau vesica urinaria. Vesika urinaria berfungsi menampung urine yang dihasilkan oleh ginjal. Urine keluar dari vesica urinaria ke luar tubuh melalui uretra. Dibagian atas ginjal terdapat kelenjar anak ginjal atau glandula suprarenalis adrenal.
Jika ginjal dibelah, ginjal terdiri atas kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula), dan rongga ginjal (pelvis). Pada ginjal terdapat berjuta-juta nefron. Nefron merupaka unit terkecil pembentuk ginjal. Satu nefron terdiri atas kapsula bowman, tubulus proksimal, tubulus distal, dan lengkung Henle (loop henle).
Kapiler darah yang menuju nefron adalah kapiler arteri aferen. Arteri aferen membentuk jalinan pada kapsula bowman atai simpai bowman yang dinamakan glomerulus dan keluar dari glomerulus berupa arteri eferen. Dari kapsula Bowman, urine diteruskan kelengkung Henle, tubulus Distal, dan bermuara pada saluran pengumpul yang akan meneruskannya ke piramid ginjal. Kapsula Bowman dan glomerulus membentuk satu unit yang dinamakan badan Malpighi. Pada sebuah ginjal lebih kurang terdapat satu juta nefron.

Bagian medula atau sumsum ginjal terdiri atas piramid ginjal dan piala ginjal atau pelvis ginjal yang berhubungan dengan ureter. Urine yang dihasilkan mengandung air, mineral urea, dan kreatinin. Urea yang terdapat dalam urine berasal dari metabolisme protein di hati.

a.  Proses pembentukan urine dalam nefron
Urine adalah cairan sisa metabolisme yang dihasilkan ginjal dan dikeluarkan dari tubuh melalui kencing. Urine terdiri atas air dan bahan-bahan yang terlarut di dalamnya. Bahan-bahan terlarut tersebut berupa sisa metabolisme tubuh seperti urea, garam terlarut, serta materi organik lainnya. Terbentuknya urine sendiri ternyata melalui suatu rangkaian proses panjang yang terus terjadi setiap hari secara berulang-ulang. Inilah yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini.

Secara umum, proses pembentukan urine melalui 3 tahapan, yaitu proses filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan proses augmentasi (pengeluaran zat). Masing-masing proses dan skema pembentukan urine tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Skema Proses Pembentukan Urine
·      Proses Filtrasi (Penyaringan)
Proses pembentukan urine diawali dengan filtrasi atau penyaringan darah. Penyaringan ini dilakukan oleh glomerulus pada darah yang mengalir dari aorta melalui arteri ginjal menuju ke badan Malpighi. Penyaringan akan memisahkan 2 zat. Zat bermolekul besar beserta protein akan tetap mengalir di pembuluh darah sedangkan zat sisanya akan tertahan. Zat sisa hasil penyaringan ini disebut urine primer (filtrat glomerulus). Urine primer biasanya mengandung air, glukosa, garam serta urea. Zat-zat tersebut akan masuk dan disimpan sementara dalam Simpai Bowman.
·      Proses Reabsorpsi (Penyerapan Kembali)
Reabsorpsi merupakan proses penyerapan kembali zat-zat yangmasih diperlukanoleh tubuh. Proses reabsorpsi dipengaruhi oleh ADH. ADH (Antidiuretik Hormon) adalah hormon yang dihasilkan oleh hipofisis posterior jika tubuh kekurangan air. Hal ini menyebabkan penyerapan air bertambah besar dan urine menjadi kental.
Setelah urine primer tersimpan sementara dalam Simpai Bowman, mereka kemudian akan menuju saluran pengumpul. Dalam perjalanan menuju saluran pengumpul inilah, proses pembentukan urine melalui tahapan reabsorpsi. Zat-zat yang masih dapat digunakan seperti glukosa, asam amino, dan garam tertentu akan diserap lagi oleh tubulus proksimal dan lengkung Henle.  Penyerapan kembali dari urine primer akan menghasilkan zat yang disebut dengan urine sekunder  (filtrat tubulus). Urine sekunder memiliki ciri berupa kandungan kadar ureanya yang tinggi.
·      Proses Augmentasi (Pengeluaran Zat)
Urine sekunder yang dihasilkan tubulus proksimal dan lengkung Henle akan mengalir menuju tubulus kontortus distal. Di sini, urine sekuder akan melalui pembuluh kapiler darah untuk melepaskan zat-zat yang sudah tidak lagi berguna bagi tubuh. Selanjutnya, terbentuklah urine yang sesungguhnya. Urine ini akan mengalir dan berkumpul di tubulus kolektivus (saluran pengumpul) untuk kemudian bermuara ke rongga ginjal.
b.    Kelainan-kelainan dalam pembentukan urine
Berikut Penyakit-Penyakit yang ada pada ginjal , yaitu :
1)   Nefritis : Nefritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman, biasanya disebabkan oleh bakteri Streptococcus. Nefritis mengakibatkan seseoang menderita uremia dan oedema. Uremia adalah masuknya kembali asam urin dan urea ke pembuluh darah. Oedemia adalah penimbunan air di kaki karena reabsorbsi air terganggu
2)   Batu Ginjal : Batu ginjal terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal atau kantong kemih. Btu ginjal ini berbentuk Kristal yang tidak dapat larut. KAndungan batu ginjal adalah kalsium oksalat, asam urat dan Kristal kalsium fosfat. Endapan garam ini terbentukl jika seseorang terlalu banyak mengkonsumsi gaaram mineral dan terlalu sedikit mengkonsumsi air.
3)   Glikosuria : Adalah ditemukanya glukosa pada urin. Adanya glukosa dalam urin menunjukan adanuya kerusakan pada tabung ginjal.
4)   Albuminuria : Adalah ditemukannya albumin pada urin. Albumin dalam urin meruoakan indikasi adanya kerusakan pada membrane kapsul endothelium . Selain itu dapat juga disebabkan oleh iritasi sel sel ginjal karena masuknya substansi seperti racun bakteri , eter atau logam berat.
5)   Hematuria : Adalah ditemuaknnya sel darah merah dalam urin. Hematuria disebabkan oeradangan dalam organ urinariaatau iritasi akibat gesekan pada batu ginjal.
6)   Ketosis : Adalah ditemukannya senyawa keton di dalam darah. Hal ini dapat terjadi pada orang yang melakukan diet karbohidrat.
7)   Diabates Militus : Adalah oenyakit yang muncul karena pancreas tidak menghasilkan atau hanya mgnehasilkan sedikit sekali insulin. Insulin adalah hormone yang mampu mengubah glukosa menjadi glikogen sehingga mengurangi kadar gula dalam darah. Selain itu insulin juga membantu jaringan tubuh gulkosa sehingga dapat digunakan sebagai sumber energy. Penyakit ini juga dapat terjadi karena sel sel hati, otot dan lemak memiliki respon yang rendah terhadap insulin . Kadar Glukosa di Urin dan darah sangat tinggi.
8)   Diabetes Insipidius : Suatu penyakit yang menyebabkan penderita mengeluarkan urin terlalu banyak. Penyebabnya adalah kekurangan hormone ADH.
9)   Uremia adalah bercampurnya urea dengan darah
·      Uremia prerenal – adalah kondisi uremia yang disebabkan oleh mekanisme ginjal yang gagal sebelum proses filtrasi terjadi. Misalnya karena adanha penurunan volume darah menuju ginjal karena pendarahan atau dehidrasi, atau adanya lonjakan kadar protein pada tubuh.
·      Uremia renal – adalah kondisi uremia yang disebabkan oleh gagal ginjal kronis atau akut, yang menyebabkan ginjal gagal bekerja atau mengalami penurunan fungsi kerja sehingga unsur urea akan tetap bertahan dalam darah dan tidak bisa difilter dengan baik oleh ginjal.
·      Uremia postrenal – adalah kondisi uremia yang terjadi di saluran urinari yang pada akhirnya membuat urine terhambat. Hambatan ini bisa berupa batu ginjal, peradangan, serta tumor.

2.      Kulit
Bagian terluar yang menutupi kulit manusia adalah kulit. Kulit juga berperan sebagai alat ekskresi yaitu membuang keringat dan mengatur suhu tubuh. Kulit terdiri atas epidermis dan dermis.

a.    Epidermis (kulit ari)
Kulit ari adalah bagian terluar yang sangat tipis Fungsi kulit ari (epidermis) adalah melindungi tubuh dari berbagai zat kimia yang terdapat diluar tubuh, melindungi tubuh dari sinar UV, melindungi tubuh dari bakteri . Kulit ari terdiri atas dua lapis. Lapisan-lapisan kulit ari (epidermis) dan fungsinya adalah sebagai berikut... 
·      Lapisan Tanduk/Stratum korneum
Lapisan tanduk adalah lapisan kulit ari yang paling luar dan merupakan lapisan mati sehingga mudah mengelupas, tidak memiliki inti, dan mengandung zat keratin. Lapisan ini akan selalu baru, jika mengelupas tidak akan terasa sakit atau mengeluarkan darah karena tidak terdapat pembuluh darah dan saraf. Ciri-Ciri Lapisan Tanduk
a.    Lapisan paling luar dan tersusun dari sel yang telah mati 
b.   Mudah terkelupas
c.    Tidak memiliki pembuluh darah dan saraf sehingga tidak terasa sakit dan tidak mengeluarkan darah bila lapisan terkelupas

·      Lapisan Malpighi
Lapisan malpighi adalah kulit ari yang berada dibawah lapisan kulit tanduk. Lapisan Malpighi tersusun atas sel-sel hidup yang selalu membelah diri. Terdapat pembuluh kapiler, fungsi lapisan pembuluh kapiler adalah untuk penyampaian nutrisi. Sel-sel yang hidup mengandung melanin. Melanin adalah pigmen yang mewarnai kulit dan melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan dari sinar matahari.  Pada produksi melanin akan bertambah, jika kita terlalu banyak mendapatkan sinar matahari sehingga kulit akan berwarna gelap. Selain dari melanin, terdapat juga pigmen keratin. Jika pigmen keratin dan melanin bergabung maka warna kulit akan tampak kekuningan. Jika seseorang tidak memiliki pigmen, maka orang ini disebut albino. Setiap orang mempunyai pigmen yang tidak sama sehingga terdapat macam-macam warna kulit seperti kuning langsat, hitam, warna putih, dan sawo matang. Ciri-Ciri Lapisan Malpighi
a.    Tersusun atas sel-sel hidup 
b.   Terdapat ujung saraf
c.    Terdapat pigmen yang berguna dalam memberikan warna pada kulit dan melindungi kulit oleh sinar matahari. 

Di Permukaan kulit ari (epidermis) terdapat pori-pori yang merupakan tempat kelenjar minyak dan yang ditumbuhi rambut, kecuali pada kulit ari (epidermis) yang terdapat di telapak tangan dan kaki tidak tumbuhi rambut. Kulit ari (epidermis) pada telapak tangan dan kaki terdapat empat lapisan. Lapisan-lapisan pada telapak tangan dan kaki adalah sebagai berikut.
·      Stratum Korneum adalah lapisan kulit yang paling luar. Stratum korneum, lapisan yang paling tebal di telapak kaki dan paling tipis pada dahi, pipi dan pelupuk mata
·      Stratum Granulosum adalah lapisan yang mengandung dua atau empat lapisan sel yang disatukan oleh desmodom. Sel-sel ini mengandung granula keratohialin yang memiliki pengaruh dalam pembentukan keratin pada lapisan atas epidermis.
·      Stratum Lusidum adalah lapisan yang mengandung dua sampai tiga lapisan sel yang tidak memiliki inti yang biasanya terdapat pada kulit yang tebal yaitu telapak tangan dan tumit kaki. 
·      Stratum Germinalis adalah lapisan sel yang mengandung satu lapisan sel piral yang secara aktif yang membelah diri secara mitosis untuk menghasilkan sel-sel yang berpindah ke dalam lapisan-lapisan atas epidermis dan akhirnya ke permukaan kulit. 

b.    Kulit Jangat (Dermis)
Kulit jangat atau dermis adalah lapisan kedua dari kulit. Batas dengan epidermis dilapisi dari membran basalis. Dermis atau lapisan jangat lebih tebal dari pada epidermis. Dermis mempunyai serabut yang elastik dengan memungkinkan kulit dapat merenggang pada saat orang tersebut bertambah gemuk, dan kulit dapat bergelambir disaat orang menjadi kurus.  Lapisan-Lapisan Dermis (Kulit Jangat) - Pada lapisan dalam dermis terdapat berbagai macam lapisan-lapisan. Lapisan-lapisan dermis adalah sebagai berikut... 
·      Pembuluh Kapiler, berfungsi untuk menghantarkan nutrisi/zat-zat makanan pada akar rambut dan sel kulit
·      Kelenjar Keringat (glandula sudorifera), tersebar diseluruh kulit dan berfungsi untuk menghasilkan keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori kulit
·      Kelenjar Minyak (grandula sebaceae), berfungsi untuk menghasilkan minyak supaya kulit dan rambut tidak kering dan mengkerut 
·      Kelenjar Rambut, memiliki akar dan batang rambut serta kelenjar minyak rambut. Pada saat dingin dan rasa takut, rambut yang ada di tubuh kita terasa berdiri. Hal ini disebabkan karena didekat akar rambut terdapat otot polos yang memiliki fungsi dalam menekakkan rambut.Kumpulan saraf rasa nyeri, saraf panas, saraf rasa dingin dan saraf sentuhan.

c.    Jaringan Ikat Bawah Kulit (Hypodermis)Jaringan ikat bawah kulit berada dibawah dermis. Jaringan ini tidak memiliki pembatas yang jelas dengan dermis, sebagai patokan dalam batasannya adalah mulainya terdapat sel lemak. Pada lapisan kulit ini banyak terdapat lemak. Fungsi lapisan lemak adalah untuk melindungi tubuh dari benturan, sebagai sumber energi cadangan dan menahan panas tubuh. Fungsi Kulit
·      Fungsi Proteksi. Kulit berfungsi dalam menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik yang berada diluar tubuh. Seperti gesekan, tekanan, tarikan, dan zat-zat kimia terutama yang bersifat iritan. Gangguan yang bersifat panas seperti sengatan UV, radiasi, gangguan infeksi luar terutama kuman maupun jamur.
·      Fungsi Absorbsi. Kulit lebih mudah menyerap yang menguap dari pada benda cair atau padat, begitu pun yang larut seperti lemak.
·      Fungsi Ekskresi. Kelenjar-kelenjar kulit akan mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna sebagai hasil dari metabolisme dalam tubuh yang berupa asam urat, NaCl, ammonia dan urea.  
·      Fungsi Persepsi. Kulit yang mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas yang diperankan oleh badan-badan ruffini didermis dan subkutis
·      Fungsi Pengaturan suhu tubuh
·      Fungsi Pembentukan Pigmen. Sel pembentuk pigmen (melanosoit yang terletak pada lapisan basal dan sel yang berasal dari rigi saraf. 


·      Fungsi Keratinisasi. Pada lapisan epidermis dewasa terdapat tiga lapisan yaitu lapisan melanosoit, keratinosit, dan sel langerhans



No comments:

Post a Comment

Penilaian Harian Zat Aditif dan Adiktif

  A.    Pilihlah jawaban yang paling benar! 1.     Dalam suatu botol kemasan minuman tertuliskan bahwa komposisinya berupa air, fruktosa, ...