SISTEM EKSKRESI
I. SISTEM EKSKRESI PADA
INVERTEBRATA
Sistem ekskresi merupakan suatu sistem yang
menyelenggarakan pengeluaran zat-zat sisa. Zat-zat sisa ini merupakan hasil
metabolisme dalam tubuh yang sudah tidak berguna lagi.
Sistem ekskresi pada Invertebrata masih
sederhana. Walaupun demikian, sisa-sisa metabolisme itu harus tetap
dikeluarkan. Berikut ini adalah uraian beberapa sistem ekskresi pada hewan
Invertebrata.
1. Sistem Ekskresi pada Planaria
Alat ekskresi cacing pipih, seperti Planaria,
adalah sel api (flame cell). Disebut sel
api karena organ pengeluaran sisa metabolisme ini memiliki rambut (silia) yang
bergerak seperti api. Sisa-sisa metabolisme akan dikeluarkan melalui pori-pori.
2. Sistem Ekskresi pada Cacing
Tanah
Alat ekskresi pada Cacing tanah berbeda dengan Planaria.Cacing tanah memiliki alat
ekskresi yang disebut Nefridium. Nefridium terdapat pada setiap ruas tubuh
cacing tanah. Akan tetapi, tiga ruas pertama dan satu ruas terakhir tidak memiliki
nefridium.
Pangkal Nefridium disebut Nefrostom. Adapun bagian
ujung nefridiun disebut Nefridiofor yang merupakan lubang pengeluaran. Pada setiap
nefrostom terdapat silia yang berfungsi mendorong sisa metabolisme dari darah
menuju nefridium.
3. Sistem Ekskresi pada Serangga
Serangga memiliki alat pengeluaran khusus yang
dinamakn pembuluh Malpighi. Pembuluh Malpighi ini berfungsi untuk menyaring
sisa metabolisme. Hasil penyaringan ini diserap dari cairan jaringan oleh buluh
malpighi bagian ujung dorsal. Selanjutnya, cairan ini akan masuk kebagian
proksimal pembuluh Malpighi dan membentuk kristal asam urat. Kemudian, cairan
akan masuk ke usus belakang. Akhirnya, cairan keluar bersama feses.
II. SISTEM EKSKRESI PADA VERTEBRATA
Ginjal merupakan alat ekskresi yang utama pada
vertebrata. Alat ekskresi lain selain ginjal, yakni kulit, paru-paru, dan hati.
Pada vertebrata terdapat beberapa tipe ginjal, yakni pronefros, opistonefros, mesonefros, dan metanefros. Pronefros merupakan ginjal yang berkembang pada fase
embrio atau larva. Selanjutnya, pronefros akan berubah menjadi mesonefros dan
kemudian menjadi metanefros. Opistonefros merupakan tipa ginjal yang terdapat
pada hewan Amphibia dan Pisces.
1.
Sistem Ekskresi pada Pisces
Alat ekskresi ikan berupa ginjal yang terbagi
menjadi dua bagian, yaitu pronefros dan mesonefros. Pronefros dan mesonefros
disebut opistonefros yang merupakan ginjal pada ikan. Urine dikeluarkan melalui
lubang urogenital. Karbon dioksida yang berasal dari ikan dikeluarkan melalui
insang ke air. Pada ikan yang bernafas dengan pulmosis (ikan paru-paru), CO2
dikeluarkan melalui pulmosis.
Mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air
tawar dan air laut berbeda. Ikan yang hidup di air tawar mengekskresikan amonia
dan aktif menyerap ion anorganik melalui insang. Kemudian, ikan ini megaluarkan
urine dalam volume besar (Campbel, et al.,2006:508).
Pada ikan yang hidup di air laut, sampah
nitrogen yang diekskresikan kurang beracun. Zat yang diekskresikan antara lain
trimetilamin oksida dan ion-ion. Zat trimetilamin oksida adalah zat yang mebuat
ikan berbau amis, karena ikan air laut tidak memiliki glomerulus. Zat yang
diekskresikan dikeluarkan melalui insang, ikan air laut juga mengeluarkan
urine, tetapi jumlahnya sedikit.
Osmoregulasi Pada Ikan Air
Tawar
Ikan-ikan yang hidup di air
tawar mempunyai cairan tubuh yang bersifat hiperosmotik terhadap lingkungan,
sehingga air cenderung masuk ke tubuhnya secara difusi melalui permukaan tubuh
yang semipermeabel. Bila hal ini tidak dikendalikan atau diimbangi, maka akan
menyebabkan hilangnya garam-garam tubuh dan mengencernya cairan tubuh, sehingga
cairan tubuh tidak dapat menyokong fingsi-fungsi fisiologis secara normal.
Ginjal akan memompa keluar
kelebihan air tersebut sebagai air seni. Ginjal mempunyai glomeruli dalam
jumlah banyak dengan diameter besar. Ini dimaksudkan untuk lebih dapat menahan
garam-garam tubuh agar tidak keluar dan sekaligus memompa air seni
sebanyak-banyaknya.
Ketika cairan dari badan
malpighi memasuki tubuli ginjal, glukosa akan diserap kembali pada tubuli
proximalis dan garam-garam diserap kembali pada tubuli distal. Dinding tubuli
ginjal bersifat impermiable (kedap air).
Air seni yang dikeluarkan
ikan sangat encer dan mengandung sejumlah kecil senyawa nitrogen, seperti:
1) Asam Urat
2) Creatine
3) Creatinine
4) Amonia
Meskipun
air seni mengandung sedikit garam, keluarnya air yang berlimpah menyebabkan
kehilangan garam dengan jumlah yang cukup besar. Garam-garam juga hilang karena
proses difusi dari tubuh. Kehilangan garam ini juga diimbangi dengan
garam-garam yang terdapat pada makanan dan penyerapan aktif melalui insang.
Pada golongan ikan
Teleositer terdapat gelembung air seni untuk menampung air seni. Disini
dilakukan kembali penyerapan terhadap ion-ion. Dinding gelembung air seni
bersifat impermiable terhadap air.
Osmoregulasi Pada Ikan Air Laut
Ikan laut hidup
pada lingkungan yang hipertonik terhadap jaringan dan cairan tubuhnya, sehingga
cenderung kehilangan air melalui kulit dan insang, dan kemasukan garam-garam.
Untuk mengatasi
kehilangan air, ikan meminum air laut sebanyak-banyaknya. Dengan demikian,
berarti kandungan garam akan meningkat dalam cairan tubuh. Padahal, dehidrasi
dicegah dengan proses ini dan kelebihan garam harus dihilangkan.
Karena ikan laut dipaksa
oleh kondisi osmotik untuk mempertahankan air, volume air seni pada ikan air
laut lebih sedikit dibandingkan pada ikan air tawar. Tubuli ginjal mampu
berfungsi sebagai penahan air. Jumlah glomeruli ikan laut cenderung lebih
sedikit dan bentuknya lebih kecil daripada ikan air tawar.
Kira-kira 90% hasil buangan
nitrogen yang dapat disingkirkan melalui insang, sebagian besar berupa amonia
dan sejumlah kecil urea. Meskipun demikian, air seni masih mengandung sedikit
senyawa tersebut.
Air seni Osteichthyes
mengandung:
1) Creatine
2) Creatinine
3) Senyawa
Nitrogen
4) Trimetilaminoksida
(TMAO)
2.
Sistem Ekskresi pada Aves
Bangsa burung memiliki alat ekskresi berupa
ginjal metanefros, paru-paru dan kulit. Urine yang terbentuk keluar dari vesica
urinaria ke kloaka. Karbon dioksida yang dikeluarkan melalui hidung berasal
dari paru-paru. Burung mengeluarkan keringat melalui kulit walau dalam jumlah
yang relatif sedikit. Pada burung zat yang diekskresikan berupa asam urat dan
garam. Pada burung laut yang banyak meminum air laut dan makan ikan laut banyak
mengandung garam dan memiliki kelenjar pengekskresi garam di atas mata.
Larutan garam mengalir kerongga hidung yang
selanjutnya keluar lewat nares (lubang hidung). Ekskresi garan tersebut
akhirnya akan menetes dari ujung paruh.
III. Sistem Ekskresi Manusia
Makhluk hidup menghasilkan zat-zat sisa yang
harus dikeluarkan. Zat ini dapat menjadi racun jika tidak dikeluarkan oleh
tubuh. Proses pengeluaran zat sisa dari tubuh antara lain dengan sekresi,
ekskresi dan defekasi.
Sekresi merupakan suatu proses
pengeluaran zat yang berbentuk cairan oleh sel-sel atau kelenjar. Cairan tersebut
masih dimanfaatkan oleh tubuh untuk proses metabolisme. Cairan tersebut
misalnya enzim dan hormon.
Ekskresi merupakan proses pengeluaran
zat sisa metabolisme dari tubuh yang sudah tidak dapat digunakan lagi seperti
pengeluaran urine, pengeluaran keringat, dan pengeluaran CO2 dari
tubuh.
Defekasi merupakan pengeluaran feses
dari tubuh. Proses defekasi tidak dimasukkan ke dalam ekskresi karena feses
yang dikeluarkan bukan hasil metabolisme dalam sel melainkan sisa pencernaan.
Seperti telah dikemukakan, alat ekskresi manusia
adalah paru-paru, ginjal, kulit dan hati. Paru-paru sebagai alat ekskresi telah
dibahas lebih lengkap dalam sistem pernapasan. Uraian berikut membahas
alat-alat ekskresi yang lain.
1. Ginjal
Dalam tubuh terdapat sepasang ginjal yang berada
disekitar tulang pinggang. Ginjal berbentuk seperti kacang merah. Ginjal nerfungsi
menyerap atau menyaring sampah yang terdapat dalam darah.
Ginjal mendapat percabangan pembuluh darah dari
aorta berupa arteri renalis dan dari vena cava inferior berupa vena renalis. Dari
ginjal terdapat saluran ginjal atau ureter yang bermuara pada kantung kemih
atau vesica urinaria. Vesika urinaria berfungsi menampung urine yang dihasilkan
oleh ginjal. Urine keluar dari vesica urinaria ke luar tubuh melalui uretra. Dibagian
atas ginjal terdapat kelenjar anak ginjal atau glandula suprarenalis adrenal.
Jika ginjal dibelah, ginjal terdiri atas kulit
ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula), dan rongga ginjal (pelvis). Pada ginjal
terdapat berjuta-juta nefron. Nefron merupaka unit terkecil pembentuk ginjal. Satu
nefron terdiri atas kapsula bowman, tubulus proksimal, tubulus distal, dan
lengkung Henle (loop henle).
Kapiler darah yang menuju nefron adalah kapiler
arteri aferen. Arteri aferen membentuk jalinan pada kapsula bowman atai simpai
bowman yang dinamakan glomerulus dan keluar dari glomerulus berupa arteri
eferen. Dari kapsula Bowman, urine diteruskan kelengkung Henle, tubulus Distal,
dan bermuara pada saluran pengumpul yang akan meneruskannya ke piramid ginjal. Kapsula
Bowman dan glomerulus membentuk satu unit yang dinamakan badan Malpighi. Pada sebuah
ginjal lebih kurang terdapat satu juta nefron.
Bagian medula atau sumsum ginjal terdiri atas
piramid ginjal dan piala ginjal atau pelvis ginjal yang berhubungan dengan
ureter. Urine yang dihasilkan mengandung air, mineral urea, dan kreatinin. Urea
yang terdapat dalam urine berasal dari metabolisme protein di hati.
a. Proses pembentukan urine dalam
nefron
Urine adalah cairan sisa metabolisme
yang dihasilkan ginjal dan dikeluarkan dari tubuh melalui kencing. Urine
terdiri atas air dan bahan-bahan yang terlarut di dalamnya. Bahan-bahan
terlarut tersebut berupa sisa metabolisme tubuh seperti urea, garam terlarut,
serta materi organik lainnya. Terbentuknya urine sendiri ternyata melalui suatu
rangkaian proses panjang yang terus terjadi setiap hari secara berulang-ulang. Inilah yang
akan kita bahas pada kesempatan kali ini.
Secara umum, proses pembentukan urine
melalui 3 tahapan, yaitu proses filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan
kembali), dan proses augmentasi (pengeluaran zat). Masing-masing proses dan
skema pembentukan urine tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Skema
Proses Pembentukan Urine
·
Proses Filtrasi (Penyaringan)
Proses
pembentukan urine diawali dengan filtrasi atau
penyaringan darah. Penyaringan ini dilakukan oleh glomerulus pada darah yang
mengalir dari aorta melalui arteri ginjal menuju ke badan Malpighi. Penyaringan
akan memisahkan 2 zat. Zat bermolekul besar beserta protein akan tetap mengalir
di pembuluh darah sedangkan zat sisanya akan tertahan. Zat sisa hasil
penyaringan ini disebut urine primer (filtrat glomerulus). Urine primer
biasanya mengandung air, glukosa, garam serta urea. Zat-zat tersebut akan masuk
dan disimpan sementara dalam Simpai Bowman.
·
Proses Reabsorpsi (Penyerapan Kembali)
Reabsorpsi merupakan proses penyerapan kembali zat-zat
yangmasih diperlukanoleh tubuh. Proses reabsorpsi dipengaruhi oleh ADH. ADH (Antidiuretik Hormon) adalah hormon yang
dihasilkan oleh hipofisis posterior jika tubuh kekurangan air. Hal ini
menyebabkan penyerapan air bertambah besar dan urine menjadi kental.
Setelah
urine primer tersimpan sementara dalam Simpai Bowman, mereka kemudian akan
menuju saluran pengumpul. Dalam perjalanan menuju saluran pengumpul inilah, proses
pembentukan urine melalui tahapan reabsorpsi. Zat-zat yang masih dapat
digunakan seperti glukosa, asam amino, dan garam tertentu akan diserap lagi
oleh tubulus proksimal dan lengkung Henle. Penyerapan kembali dari urine
primer akan menghasilkan zat yang disebut dengan urine sekunder (filtrat
tubulus). Urine sekunder memiliki ciri berupa kandungan kadar ureanya yang
tinggi.
·
Proses Augmentasi (Pengeluaran Zat)
Urine
sekunder yang dihasilkan tubulus proksimal dan lengkung Henle akan mengalir
menuju tubulus kontortus distal. Di sini, urine sekuder akan melalui pembuluh
kapiler darah untuk melepaskan zat-zat yang sudah tidak lagi berguna bagi
tubuh. Selanjutnya, terbentuklah urine yang sesungguhnya. Urine ini akan
mengalir dan berkumpul di tubulus kolektivus (saluran pengumpul) untuk kemudian
bermuara ke rongga ginjal.
b.
Kelainan-kelainan dalam pembentukan urine
Berikut Penyakit-Penyakit yang ada pada ginjal , yaitu
:
1) Nefritis : Nefritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal
akibat alergi racun kuman, biasanya disebabkan oleh bakteri Streptococcus.
Nefritis mengakibatkan seseoang menderita uremia dan oedema. Uremia adalah
masuknya kembali asam urin dan urea ke pembuluh darah. Oedemia adalah
penimbunan air di kaki karena reabsorbsi air terganggu
2) Batu Ginjal : Batu ginjal terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal atau
kantong kemih. Btu ginjal ini berbentuk Kristal yang tidak dapat larut.
KAndungan batu ginjal adalah kalsium oksalat, asam urat dan Kristal kalsium
fosfat. Endapan garam ini terbentukl jika seseorang terlalu banyak mengkonsumsi
gaaram mineral dan terlalu sedikit mengkonsumsi air.
3) Glikosuria : Adalah ditemukanya glukosa pada urin. Adanya
glukosa dalam urin menunjukan adanuya kerusakan pada tabung ginjal.
4) Albuminuria : Adalah ditemukannya albumin pada urin. Albumin
dalam urin meruoakan indikasi adanya kerusakan pada membrane kapsul endothelium
. Selain itu dapat juga disebabkan oleh iritasi sel sel ginjal karena masuknya
substansi seperti racun bakteri , eter atau logam berat.
5) Hematuria : Adalah ditemuaknnya sel darah merah dalam urin.
Hematuria disebabkan oeradangan dalam organ urinariaatau iritasi akibat gesekan
pada batu ginjal.
6) Ketosis : Adalah ditemukannya senyawa keton di dalam darah.
Hal ini dapat terjadi pada orang yang melakukan diet karbohidrat.
7) Diabates Militus : Adalah oenyakit yang muncul karena pancreas tidak
menghasilkan atau hanya mgnehasilkan sedikit sekali insulin. Insulin adalah
hormone yang mampu mengubah glukosa menjadi glikogen sehingga mengurangi kadar
gula dalam darah. Selain itu insulin juga membantu jaringan tubuh gulkosa
sehingga dapat digunakan sebagai sumber energy. Penyakit ini juga dapat terjadi
karena sel sel hati, otot dan lemak memiliki respon yang rendah terhadap
insulin . Kadar Glukosa di Urin dan darah sangat tinggi.
8) Diabetes Insipidius : Suatu penyakit yang
menyebabkan penderita mengeluarkan urin terlalu banyak. Penyebabnya adalah
kekurangan hormone ADH.
9) Uremia adalah
bercampurnya urea dengan darah
· Uremia prerenal – adalah kondisi uremia yang
disebabkan oleh mekanisme ginjal yang gagal sebelum proses filtrasi terjadi.
Misalnya karena adanha penurunan volume darah menuju ginjal karena pendarahan
atau dehidrasi, atau adanya lonjakan kadar protein pada tubuh.
· Uremia renal – adalah kondisi uremia yang
disebabkan oleh gagal ginjal kronis atau akut, yang menyebabkan ginjal gagal
bekerja atau mengalami penurunan fungsi kerja sehingga unsur urea akan tetap
bertahan dalam darah dan tidak bisa difilter dengan baik oleh ginjal.
· Uremia postrenal – adalah kondisi uremia yang
terjadi di saluran urinari yang pada akhirnya membuat urine terhambat. Hambatan
ini bisa berupa batu ginjal, peradangan, serta tumor.
2. Kulit
Bagian terluar yang menutupi kulit manusia
adalah kulit. Kulit juga berperan sebagai alat ekskresi yaitu membuang keringat
dan mengatur suhu tubuh. Kulit terdiri atas epidermis dan dermis.
a. Epidermis (kulit ari)
Kulit ari adalah bagian terluar yang sangat tipis
Fungsi kulit ari (epidermis) adalah melindungi tubuh dari berbagai zat kimia
yang terdapat diluar tubuh, melindungi tubuh dari sinar UV, melindungi tubuh
dari bakteri . Kulit ari terdiri atas dua lapis. Lapisan-lapisan kulit ari
(epidermis) dan fungsinya adalah sebagai berikut...
· Lapisan Tanduk/Stratum korneum
Lapisan tanduk adalah lapisan kulit
ari yang paling luar dan merupakan lapisan mati sehingga mudah mengelupas,
tidak memiliki inti, dan mengandung zat keratin. Lapisan ini akan selalu baru,
jika mengelupas tidak akan terasa sakit atau mengeluarkan darah karena tidak
terdapat pembuluh darah dan saraf. Ciri-Ciri Lapisan Tanduk
a. Lapisan paling luar dan tersusun
dari sel yang telah mati
b. Mudah terkelupas
c. Tidak memiliki pembuluh darah dan
saraf sehingga tidak terasa sakit dan tidak mengeluarkan darah bila lapisan
terkelupas
· Lapisan Malpighi
Lapisan malpighi adalah kulit ari
yang berada dibawah lapisan kulit tanduk. Lapisan Malpighi tersusun atas
sel-sel hidup yang selalu membelah diri. Terdapat pembuluh kapiler, fungsi
lapisan pembuluh kapiler adalah untuk penyampaian nutrisi. Sel-sel yang hidup
mengandung melanin. Melanin adalah pigmen yang mewarnai kulit dan melindungi
sel dari kerusakan yang disebabkan dari sinar matahari. Pada produksi
melanin akan bertambah, jika kita terlalu banyak mendapatkan sinar matahari
sehingga kulit akan berwarna gelap. Selain dari melanin, terdapat juga pigmen
keratin. Jika pigmen keratin dan melanin bergabung maka warna kulit akan tampak
kekuningan. Jika seseorang tidak memiliki pigmen, maka orang ini disebut
albino. Setiap orang mempunyai pigmen yang tidak sama sehingga terdapat
macam-macam warna kulit seperti kuning langsat, hitam, warna putih, dan sawo
matang. Ciri-Ciri Lapisan Malpighi
a. Tersusun atas sel-sel hidup
b. Terdapat ujung saraf
c. Terdapat pigmen yang berguna dalam
memberikan warna pada kulit dan melindungi kulit oleh sinar matahari.
Di Permukaan kulit ari (epidermis)
terdapat pori-pori yang merupakan tempat kelenjar minyak dan yang ditumbuhi
rambut, kecuali pada kulit ari (epidermis) yang terdapat di telapak tangan dan
kaki tidak tumbuhi rambut. Kulit ari (epidermis) pada telapak tangan dan kaki
terdapat empat lapisan. Lapisan-lapisan pada telapak tangan dan kaki adalah
sebagai berikut.
·
Stratum Korneum adalah lapisan kulit yang paling luar. Stratum korneum, lapisan yang paling
tebal di telapak kaki dan paling tipis pada dahi, pipi dan pelupuk mata
·
Stratum Granulosum adalah lapisan yang mengandung dua atau empat lapisan
sel yang disatukan oleh desmodom. Sel-sel ini mengandung granula keratohialin
yang memiliki pengaruh dalam pembentukan keratin pada lapisan atas epidermis.
·
Stratum Lusidum adalah lapisan yang mengandung dua sampai tiga lapisan sel yang tidak
memiliki inti yang biasanya terdapat pada kulit yang tebal yaitu telapak tangan
dan tumit kaki.
·
Stratum Germinalis adalah lapisan sel yang mengandung satu lapisan sel
piral yang secara aktif yang membelah diri secara mitosis untuk menghasilkan
sel-sel yang berpindah ke dalam lapisan-lapisan atas epidermis dan akhirnya ke
permukaan kulit.
b. Kulit
Jangat (Dermis)
Kulit jangat
atau dermis adalah lapisan kedua dari kulit. Batas dengan epidermis dilapisi
dari membran basalis. Dermis atau lapisan jangat lebih tebal dari pada
epidermis. Dermis mempunyai serabut yang elastik dengan memungkinkan kulit
dapat merenggang pada saat orang tersebut bertambah gemuk, dan kulit dapat
bergelambir disaat orang menjadi kurus. Lapisan-Lapisan Dermis (Kulit
Jangat) - Pada lapisan dalam dermis terdapat berbagai macam
lapisan-lapisan. Lapisan-lapisan dermis adalah sebagai berikut...
·
Pembuluh Kapiler, berfungsi untuk menghantarkan nutrisi/zat-zat makanan pada akar rambut dan
sel kulit
·
Kelenjar Keringat (glandula sudorifera), tersebar diseluruh kulit dan berfungsi untuk
menghasilkan keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori kulit
·
Kelenjar Minyak (grandula sebaceae), berfungsi untuk menghasilkan minyak supaya kulit dan
rambut tidak kering dan mengkerut
·
Kelenjar Rambut, memiliki
akar dan batang rambut serta kelenjar minyak rambut. Pada saat dingin dan rasa
takut, rambut yang ada di tubuh kita terasa berdiri. Hal ini disebabkan karena
didekat akar rambut terdapat otot polos yang memiliki fungsi dalam menekakkan
rambut.Kumpulan saraf rasa nyeri, saraf panas, saraf rasa dingin dan saraf
sentuhan.
c. Jaringan Ikat Bawah Kulit
(Hypodermis)Jaringan
ikat bawah kulit berada dibawah dermis. Jaringan ini tidak memiliki pembatas
yang jelas dengan dermis, sebagai patokan dalam batasannya adalah mulainya
terdapat sel lemak. Pada lapisan kulit ini banyak terdapat lemak. Fungsi
lapisan lemak adalah untuk melindungi tubuh dari benturan, sebagai sumber
energi cadangan dan menahan panas tubuh. Fungsi Kulit
·
Fungsi Proteksi. Kulit
berfungsi dalam menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik yang berada
diluar tubuh. Seperti gesekan, tekanan, tarikan, dan zat-zat kimia terutama
yang bersifat iritan. Gangguan yang bersifat panas seperti sengatan UV,
radiasi, gangguan infeksi luar terutama kuman maupun jamur.
·
Fungsi Absorbsi. Kulit lebih
mudah menyerap yang menguap dari pada benda cair atau padat, begitu pun yang
larut seperti lemak.
·
Fungsi Ekskresi. Kelenjar-kelenjar
kulit akan mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna sebagai hasil dari
metabolisme dalam tubuh yang berupa asam urat, NaCl, ammonia dan urea.
·
Fungsi Persepsi. Kulit yang
mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap
rangsangan panas yang diperankan oleh badan-badan ruffini didermis dan subkutis
·
Fungsi Pengaturan suhu tubuh
·
Fungsi Pembentukan Pigmen. Sel pembentuk pigmen (melanosoit yang terletak pada
lapisan basal dan sel yang berasal dari rigi saraf.
· Fungsi Keratinisasi. Pada lapisan epidermis dewasa terdapat tiga lapisan yaitu lapisan melanosoit, keratinosit, dan sel langerhans
No comments:
Post a Comment